Ibas: Kinerja Pemerintah SBY Sudah On The Right Track
Anggota Komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak semua pihak untuk proporsional melihat Index pengelompokan The Fund for
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak semua pihak untuk proporsional melihat Index pengelompokan The Fund for Peace (FFP) 2012 yang menempatkan Indonesia pada urutan 63 dari 178 negara.
Putera bungsu Presiden SBY ini menilai, justru kondisi Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang benar dan harus dijaga bersama-sama oleh semua pihak.
“Biarlah jadi masukan untuk kita semakin giat berusaha. Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden SBY sudah on the right track. Tugas kita untuk menjaga dan terus bekerja keras agar Indonesia ke depan semakin tangguh dan sejahtera,” ujar Ibas kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Menantu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa ini menilai kinerja pemerintah secara keseluruhan tetap baik. Menurutnya, hanya 2 dari 12 indikator yang penilaiannya memburuk, yakni tekanan demografis dan kekerasan kelompok.
Sementara enam indikator yang nilainya membaik terkait penilaian atas masalah pengungsian, migrasi sumber daya manusia, pembangunan yang tidak merata, kemiskinan dan kemunduran ekonomi, pelayanan umum dan intervensi atau bantuan asing.
“Harapannya semua pihak objektif menilai hasil survei tersebut. Jika baik kita nilai baik dan jika belum maksimal tentu jadikan cambukan untuk bekerja lebih keras lagi,” tegas Ibas.
Menurut penilaian Ibas, kinerja pemerintah dari tahun ke tahun khususnya dibidang ekonomi pantas diapresiasi. Yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen dan stabil dari tahun ke tahun. Cadangan devisa lebih dari 115 miliar dolar AS dan APBN Rp 1.400 triliun. Pembangunan infrastruktur dan program untuk pemerataan pembangun terus berjalan.
"Kita harus apresiasi hal ini,” ungkapnya.
Ibas menambahkan, selain pencapaian tersebut, rasio utang Indonesia masih cukup rendah dibanding negara-negara berkembang lainnya. Tak hanya itu, Indonesia juga ketiga terbesar di dunia untuk pertumbuhan kelas menengah.
“Di negara-negara berkembang rata-rata rasio utang terhadap PDB-nya 39 persen, sedangkan negara maju rata-rata rasio utangnya mencapai 109 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dibanding rasio utang Indonesia per April 2012 hanya sebesar 26,3 persen,” sebutnya.
“Masyarakat ekonomi kelas menengah di Indonesia juga meningkat. Seharusnya kita bangga karena pertumbuhan tersebut berada di urutan terbesar ke tiga di dunia. Jumlah masyarakat kelas menengah ini nomor tiga terbesar di dunia setelah China dan India,” terang Ibas.
Di kancah internasional, Ibas justru menilai peran Indonesia semakin diperhitungkan. Ditegaskan, peran Indonesia di pentas internasional sangat strategis. Indonesia masuk ke dalam G20 dan emerging economy yang tumbuh paling cepat di dunia, dengan angka kemiskinan yang terus turun.
"Rating ekonomi kita juga terus membaik dan masuk ke dalam investment grade di 2012 dari lembaga ternama seperti Fitch, S&P dan Moodys. Seharusnya kita semakin optimis melihat pencapaian ini,” ungkap Ibas.
Ibas mengakui ada sejumlah masalah yang perlu dibenahi agar Indonesia semakin baik ke depannya. Yaitu, permasalahan kepemilikan lahan yang kerap menjadi sumber konflik di masyarakat, Maraknya aksi demonstrasi kelompok-kelompok minoritas, serta masalah kemiskinan yang kini terus diberantas pemerintah.
Memang kondisi Indonesia belum sempurna dan masih ada sejumlah pekerjaan rumah. Akan tetapi Ibas optimis melihat pertumbuhan, pembangunan serta implementasi program-program pro-rakyat yang dijalankan secara serius oleh pemerintah.
Ibas justru menyayangkan pihak-pihak terkait di dalam negeri yang tidak secara proporsional dan objektif melihat hasil survey ini dan cenderung menilai negatif segara sendiri.
Klik Juga: