Dana US$ 1 Miliar ke IMF Dapat Bunga Tetap
Kontroversi mengenai pinjaman sebesar 1 miliar dollar AS pemerintah indonesia kepada Dana Moneter International (IMF) mengundang polemik.
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontroversi mengenai pinjaman sebesar 1 miliar dollar AS pemerintah indonesia kepada Dana Moneter International (IMF) mengundang polemik.
Pemberian pinjaman sebesar itu dikhawatirkan mengerus cadangan devisa Indonesia. Namun, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menegaskan, pemberian pijaman ke IMF itu tidak akan mengurangi cadangan devisa BI.
"Tidak ada pengurangan, itu hanya pemberian surat berharga yang sifatnya pinjaman saja ke negara lain, supaya bisa menghasilkan investasi, kita biasa menempatkan surat-surat berharga ke negara - negara eropa dan AS," jelas, Darmin di Jakarta (10/07/2012)
Ia mengatakan, dana tersebut dikucurkan untuk membeli surat utang dengan imbalan bunga tetap. Jadi, sistemnya adalah IMF mengeluarkan surat berharga untuk kemudian diserap oleh Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pemberian bunga itu mengambil bunga acuan di AS yang sebesar 0,24 persen per tahun."Bunganya kecil karena di AS itu dianggap sebagai tempat investasi paling aman (safe heaven)," ujar Darmin.
Namun ia enggan mengungkapkan mengenai waktu tenornya dan bunganya secara eksplisit."Ini perjanjian Bilateral to Bilateral jadi tidak bisa disebutkan, kalau AS saja segitu, jadi kalian bisa ukur sendiri berapa bunganya," jelasnya. (*)
BACA JUGA:
- Neo Qwanza, Home Theatre Anyar dari Sharp
- Kontribusi Bancassurance Menyaingi Keagenan
- Batavia Air Tambah Rute Penerbangan ke Korsel.