WIKA Kaji Proyek Listrik Panas Bumi di Gunung Tampomas
kegiatan pengeboran panas bumi berisiko. Untuk itu perlu pembuktian dengan menemukan satu reservoir aktif terlebih dahulu.
Penulis:
Arif Wicaksono
Editor:
Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BUMN jasa konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA),
masih melakukan pengkajian sebelum menggarap proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di Gunung Tampomas di Sumedang, Jawa Barat.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan Pardede menuturkan, kegiatan pengeboran sumur eksplorasi panas bumi ini berisiko sangat besar. Untuk itu perlu pembuktian dengan menemukan satu reservoir aktif terlebih dahulu.
"Kami harus mengebor dan mengetes sumur untuk mengidentifikasi area yang produktif dari Tampomas," katanya, di Jakarta, (30/8/2012).
Natal menjelaskan, bahwa bisnis pembangkit listrik ini melalui anak usahanya, yaitu WIKA Jabar Power. Pembangunan PLTP ini menelan dana investasi sebesar 100 juta dollar AS.
“Dana investasi itu akan di dapat dari dana internal 30 persen dan pinjaman 70 persen. Kapasitas pembangkit listrik ini ditargetkan sekitar 50 mega att (MW),” ungkapnya.
Natal menuturkan, perseroan telah mengantongi izin pengelolaan wilayah kerja pertambangan (WKP) Gunung Tampomas di Sumedang, Jawa Barat.
Untuk tahap pertama, akan dibor dua sumur dari rencana tujuh sumur. Ia memperkirakan biaya mengebor satu sumur mencapai 5 juta dollar AS.
Namun, Natal belum bisa menargetkan penyelesaian pengeboran dan pembangunan konstruksi tersebut.
"Yang jelas, apabila pengkajian sudah selesai baru kami akan melakukan eksplorasi," ujarnya.
Sementara terkait tiga pembangkit listrik baru di Ambon, Borang, dan Rengat. Natal menjelaskan, untuk pembangkit di Borang sudah selesai dan sudah beroperasi dan Rengat sudah dalam Commersial Operation Date (COD).
“Sementara itu untuk Ambon masih ada terkait mesin yang harus kita selesaikan. Tapi dalam waktu dekat tuntas semua. Pokoknya sampai akhir tahun ini tuntas semua,” ujarnya. (*)
BACA JUGA: