Minggu, 7 September 2025

BNN: Jangan Mau Terima Paket Kiriman Tak Dikenal

Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat Dwiyanto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menerima paket barang

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto BNN: Jangan Mau Terima Paket Kiriman Tak Dikenal
WARTA KOTA/ANGGA BN
Badan Narkotika Nasional (BNN) dan petugas Bea Cukai Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan dan peredaran narkotika jenis sabu seberat 1,015 gram melalui paket dari Mumbai, India, saat menggelar konferensi pers, Kamis (3/1/2013). Petugas berhasil menemukan paket yang berisi sabu dikemas dalam 2 set aksesoris untuk meja kantor yang akan dikirim ke wilayah Bekasi, Jawa Barat. WARTA KOTA/ANGGA BN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat Dwiyanto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menerima paket barang kiriman yang tidak dikenal.

Menurutnya, jaringan pengedar narkoba internasional tak segan untuk mengirimkan paket berisi beragam benda yang didalamnya diselipkan narkoba.

"Yang terpenting, jangan pernah mau terima apapun kalau tidak ada keluarga, kerabat, teman, atau siapapun yang kita kenal mengirim. Kalau kita merasa tida ada kontak dengan pengirim, jangan diterima paket itu. Apalagi kalau paket itu dikirim dari luar negeri," kata Sumirat usai acara pemusnahan barang bukti narkoba di Lapangan Parkir BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (7/1/2013).

Lebih lanjut Sumirat mengatakan, para pengedar tak segan untuk meminjam alamat yang mudah ditemukan di buku telepon. Berbekal itu, para penerima barang haram tinggal diam di depan alamat rumah yang dimaksud dan menerima paket untuk selanjutnya diedarkan di masyarakat. 

"Atau bisa saja, paket itu dikirim dan ditujukan ke alamat itu dengan penerimanya memang si pemilik rumah," tegasnya.

Modus dengan memanfaatkan jasa ekspedisi ini bukan modus baru. Dengan menggunakan identitas palsu, pengirim barang haram memasukkan narkoba di setiap ruang yang ada di barang yang akan dijadikan kamuflase. Untuk menekan penyelundupan melalui jasa pengiriman barang, Sumirat menyatakan, BNN telah menjalin kerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo).

Dikatakan, kerja sama itu berupa pelatihan kepada para petugas untuk selalu memeriksa barang yang akan dikirimkan.

"Kami bertukar informasi, dan meminta perusahaan melaporkan jika ada yang mencurigakan. Selain itu, petugas juga meminta identitas jelas pengirim. Karena selama ini, alamat pengirimnya pasti palsu. Walaupun dimintai identitas, pengirim biasanya pakai identitas palsu atau menggunakan identitas orang lain, atau menyuruh orang lain untuk mengirimkan barang," kata Sumirat.

Klik:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan