Kasus Hambalang
Pasek: Nazaruddin Bertobatlah
Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika membantah tudingan Nazaruddin. Pasek dituduh ikut menikmati proyek Hambalang.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika membantah tudingan Nazaruddin. Pasek dituduh ikut menikmati proyek Hambalang.
"Saya sarankan ke Pak Nazaruddin konsentrasi untuk bertobat demi kepentingan anak-anaknya," kata Gede Pasek di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Gede Pasek mennyampaikan adanya logika yang bertabrakan. Ia mengatakan dirinya bukanlah seorang pengusaha yang memiliki dana besar di rekeningnya. Ia pun mengaku siap bila rekeningnya diperiksa oleh PPATK.
Mengenai peran Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga DPP PD, Munadi Herlambang dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Gede Pasek juga mengaku tidak mengetahui. Meskipun ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga DPP PD sebelum pindah ke Divisi Komunikasi Publik.
"Aktivitas dia dan saya beda, kita buat futsak, keburu saya pindah komunikasi publik. Enggak ada bisnis kita berpartai kepentingannya kegiatan itu saja," imbuhnya.
Pasek juga menjelaskan kedatangannya ke KPK kemarin sebagai mantan anggota Komisi X DPR RI. Ia mengatakan pembahasan proyek Hambalang terdapat sejumlah tahap. Tahap pertama pada tahun 2009 dimana proyek tersebut dianggarkan Rp125Miliar namun masih dibintangi anggarannya. Kemudian ketika Menpora dijabat oleh Andi Mallarangeng, pembintangan itu dicabut. Kemudian, kata Pasek, pembahasan dana di APBN-P dibahas hingga akhirnya mencapai sekitar Rp2triliun.
Pasek juga mengatakan mengenai Anas Urbaningrum saat duduk di Komisi X. Ia mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat itu lebih banyak kesibukannya di Fraksi.
"Beliau datang, lalu kembali ke ruang fraksi, makanya Nazaruddin mending tobat daripada tebar fitnah," tuturnya.
Politisi Demokrat itu mengatakan saat ini terbangun opini bahwa proyek Hambalang untuk partai Demokrat. Padahal, lanjutnya, mekanisme tersebut sudah melalui sejumlah proses.
"Itu lewat mekanisme yang benar lewat raker dengan Menpora beberapa kali, kemudian disahkan di APBNP kemudian berlanjut di APBN 2011 dan disahkan di paripurna,"katanya.
Menurut Pasek, serangan kepada Demokrat malah membuat partai berlambang bintang mercy itu dewasa. Apalagi serangan tersebut pernah dialami partai lain.
"Gonjang-ganjing satu dua kasus, karena partai lain sudah lebih dulu. Golkar pernah alami itu jaman Akbar Tanjung, PDI-P jaman Mega diawal semua pernah awali fase sulit," tuturnya.