Rapat Satu Jam, Berikut Lima Hal Dibahas Wakil Indonesia-Jepang
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sangat senang melihat hasil pertemuan dengan Menteri
Editor:
Widiyabuana Slay

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sangat senang melihat hasil pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida, yang didampingi pula oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori serta Menteri Perindustrian MS Hidayat, sebagai hasil yang sangat baik karena Jepang sangat mendukung sekali proyek MPA (Metropolitan Priority Area) Indonesia.
Demikian diungkapkan oleh Hatta saat menunggu kedatangan Presiden Susilo bambang Yudhoyono di Imperial Hotel, Kamis (12/12/2013) malam kepada Tribunnews.com.
"Bagus sekali pertemuannya, Jepang sangat mendukung berbagai proyek Indonesia," jelasnya, "Nanti kita akan lanjutkan lagi pada level-level pejabat yang bersangkutan," tambahnya pula.
Dirjen Kerjasama Industri Internasional, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,
Agus Tjahajana Wirakusumah, yang juga ikut serta dalam rapat itu mengungkapkan kepada Tribunnews.com, bahwa pada intinya rapat selama satu jam tersebut membahas lima hal.
Pertama mengenai pengembangan pelabuhan Cilamaya yang dilaporkan studi kelayakannya.
Kemudian kedua mengenai, proyek MRT di Jakarta, "Eksekusi tahap pertama kan sudah dijalankan oleh Jokowi dari Hotel Indonesia ke Lebak Bulus. Kini dari Timur ke Barat dan sisanya dari Hotel Indonesia ke daerah Kota, menjadi bahasan rapat itu," papar Agus.
Ketiga mengenai pengembangan bandara Soekarno Hatta dengan eksekusi terminalnya. Hal keempat mengenai sistem pembuangan air limbah kota di seluruh daerah di Jakarta, "Jakarta ini tingkat sistem pembuangan airnya terendah di dunia. Kita perlu cari finance yang mungkin Jepang bisa membiayainya pula."
Lalu lima mengenai Pusat Riset Akademi yang sebenarnya merupakan pusat inovasi industri, dengan konsep gabungan kerjasama antara kalangan akadmeik, bisnis dan pemerintah.
"Jadi laporan MPA dan soal investasi serta perdagangan menjai pusat perhatian kedua pihak dalam pembicaraan tersebut."
Dari hal-hal tersebut Agus melihat hal yang penting, "Langkah jangka panjang sangat penting bagi Jakarta sehingga pembangunan bisa lebih terarah, pelaksanaan lebih jelas, menjauhkan dari tumpang tindih, serta tanggungjawab pembiayaan semakin jelas, yang mana pemda dan mana pemerintah pusat dengan studi kelayakan tersebut bisa dihilangkan tumpang tindih di masa depan."
Dengan perencanaan yang baik tersebut, siapa pun yang berkuasa nantinya akan tetap komit, tidak berubah, "Jadi dibutuhkan satu kekuatan yang legal agar tak bisa diubah lagi."