Rabu, 17 September 2025

Wisata Jepang

Stasiun Kereta Api Misashima Jepang, Penumpang Harus 'Ngumpet' Dulu

Jika kereta ekspres lewat Stasiun Misashima maka ada pengumuman satu menit sebelumnya mengharuskan semua penumpang ngumpet di dalam ruangan.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Stasiun Misashima di dalam terowongan, penumpang harus ngumpet dulu kalau ada kereta api ekspres lewat. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Inilah mungkin stasiun kereta api paling menarik di Jepang. Berada di Tokamachi Perfektur Niigata. Mengapa menarik? Stasiun ini ada di dalam terowongan di bawah tanah. Misashima station ini hanya kereta lokal saja yang berhenti. Kalau kereta ekspres lewat stasiun ini, maka penumpang semua harus bersembunyi alias ngumpet dulu di dalam, pintu tertutup rapat.

Kecepatan kereta ekspres sedikitnya 160 kilometer per jam. Dengan lokasi di dalam terowongan di bawah tanah, agak tertutup, akan membahayakan bagi tubuh manusia, baik tekanan udara, dan suara, bisa merusak telinga manusia.

Jika kereta ekspres lewat Stasiun Misashima maka ada pengumuman satu menit sebelumnya mengharuskan semua penumpang ngumpet di dalam ruangan yang tersedia.

"Benar-benar jangan ke luar dari ruangan ini kalau kereta api ekspres lewat!" demikian suara rekaman di dalam stasiun itu mengingatkan penumpang.

Stasiun bawah tanah dan di dalam terowongan itu berada di jalur Hoku Hoku milik Japan Railways. Panjang stasiun dengan platform sekitar 45 meter. Kedalaman bawah tanah sekitar 10,1 meter. Hanya satu jalur saja. Semua kegiatan dipantau dengan kamera pengintip beberapa unit yang dipasang di sana demi keamanan penumpang.

Sebelum kereta api ekspres lewat biasanya ada suara seperti hujan deras dan suara ping pong serta pengumuman suara wanita tersebut. Tapi kalau kereta api lokal tiba suaranya lain biasa saja panggilan kereta api lokal akan tiba. Kereta lokal pun menarik, saat memasuki stasiun terowongan itu bagian depan kepalanya memasang lampu kerlap-kerlip merah seperti lampu ambulans tanda semuanya harus hati-hati atas kedatangan kereta tersebut.

Pintu tahan angin itu diharapkan akan melindungi para penumpang sebagai tempat berlindung apabila kereta api ekspres tiba melewati stasiun tersebut dalam kurun waktu tidak sampai satu menit saja karena kecepatannya mencapai 160 km per jam.

Pembangunan pintu dan kaca khusus itu dipasang mulai 1 Oktober 1996. Pihak Departemen Perhubungan telah menyelesaikan pengujian sampai dengan tanggal 27 Februari 1997. Lulus uji coba. Sistem pintu tutup dengan tekanan udara sehingga benar-benar terpisah udara dalam ruangan dan luar ruangan tempat kereta api ekspres lewat.

Di dalam ruangan tersebut juga ada ruangan tunggu dengan pendingin udara (AC) yang bisa dipasang sendiri. Biasanya orang Jepang kalau meninggalkan ruangan itu akan mematikan sendiri, sebagai upaya menekan biaya keluar pihak stasiun tersebut. Atau kalau kita ke sana, boleh menghidupkan AC ruang tunggu itu sendiri.

Untuk mengantisipasi aksi kejahatan, stasiun ini hanya bisa dipakai sampai pukul 18.00 saja lalu dibuka pagi hari mulai jam 8 pagi. Sepanjang waktu tutup itu semua tertutup rapat tak dapat dimasuki dari luar sama sekali.

Untuk bisa akses komunikasi, di stasiun ini hanya bisa dan hanya mungkin akses dilakukan pada sistem DoCoMo saja. Perusahaan ponsel lain tidak akan bisa dipakai di dalam stasiun ini karena tidak tembus sinyal.

Tribunnews.com yang ke stasiun ini memang berada di kota kecil. Di dalam stasiun juga tak ada yang menjual apaun. Tidak seperti stasiun lain yang meletakkan vending mesin untuk menjual minuman. Tapi di stasiun ini tak ada mesin tersebut bahkan ditulis dalam pengumuman, memang sengaja tidak menyediakan vending mesin.

Keluar dari stasiun itu tak ada apa-apa. Jika musim dingin saljunya lebat sekali setelah ke luar stasiun itu dan akan terlihat hanya gumpalan tumpukan salju putih di mana-mana (kanan kiri jalan). Jarang ada rumah sekitar stasiun tersebut.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan