Intel Jepang Diminta Monitor Sekte Aleph yang Dulu Bunuh Puluhan Orang
Kita akan monitor ketat kedua kelompok tersebut
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kejadian gas Sarin di Tokyo yang membunuh 13 orang dan 6000 orang lebih menderita, walaupun tanggal 20 Maret 2016 nanti tepat 21 tahun lalu terjadi, masyarakat tak bisa melupakan kasus mengerikan tersebut.
"Kami ke sini melaporkan agar pihak intelijen was-was dan semakin fokus kepada organisai Aleph yang dulinya adalah Aum Shinrikyo yang membunuh banyak korban jiwa meninggal," ujar Takahashi Shizue, Kepala Asosiasi Keluarga Korban Gas Sarin Jepang bersama 5 Pengacara kepada pers siang ini, Senin (7/3/2016).
Takahashi menyampaikan laporan tertulis kelompok Aum yang berganti nama menjadi Circle of Light dan juga Aleph, kepada Nonoue Takashi, Kepala Badan Intelijen Keamanan Publik Jepang tadi siang.
Kedua nama baru tersebut sebenarnya sama seperti Aum, katanya, dan perlu diwaspadai lebih lanjut.
"Pihak intelijen menyetujui untuk memonitor sangat ketat semua gerakan kedua organisasi pecahan Aum tersebut karena memang memiliki latar belakang yang sangat buruk di mata masyarakat Jepang."
Upaya gas Sarin tersebut dianggap masyarakat Jepang semacam teror, melepas gas beracun Sarin di dalam kereta api bawah tanah tahun 1995.
Wartawan Indonesia saat itu juga hampir meninggal akibat gas sarin tersebut yang dilepas di tengah kota Tokyo seperti Kasumigaseki, di mana sang wartawan Indoensia itu biasanya sering bertugas meliput berita di daerah pemerintahan ini.
"Kita akan monitor ketat kedua kelompok tersebut," papar Nonoue menanggapi permintaan Takahashi tersebut.