Peneliti Temukan Batu Tertua di Jepang yang Diyakini Berusia 2,5 Miliar Tahun
Penemuan ini dimuat pada penerbitan di majalah Geologi "Chisitsu gaku" yang diterbitkan pada bulan Februari tahun 2019 ini.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelompok peneliti Universitas Hiroshima Kosuke Kimura, Associate Professor Yasutaka Hayasaka, menemukan batu tertua di Jepang berusia 2,5 miliar tahun lalu di tengah hutan pegunungan kota Tsuwano perfektur Shimane Jepang.
Sebelumnya batu tertua ditemukan berumur 2,05 miliar tahun di kota Hijiso, perfektur Gifu.
"Penemuan batu ini bukan hanya tertua tetapi juga bisa merangkaikan sejarah dengan daratan China saat Jepang masih jadi satu daratan dengan China di masa lalu," ungkap profesor Hayasaka siang ini (25/3/2019).
Dengan batu yang (terbuat dari magma) ditemukan tersebut dapat diteliti pergerakan kerak bawah tanah yang telah terjadi dan mengarah pada penjelasan tentang pembentukan Kepulauan Jepang.
Baca: Luhut Tantang BPPT Bangun PLTSa yang Mampu Olah 1.500 Ton Sampah per Hari
Kelompok ini berhipotesis bahwa ada gerakan patahan slip-slip skala besar di "Sabuk Maizuru", serangkaian formasi geologis yang membentang dari perfektur Kyoto ke lingkungan kota yang sama, dan melanjutkan penyelidikan selama lebih dari 10 tahun.
Penemuan batu berusia 100 tahun hingga 1,8 miliar tahun yang lalu berupa butiran pasir dan sebagainya.
Kimura mengumpulkan beberapa batu granit dari hutan di Tsuwano-cho pada tahun 2017, dan menentukan usia zirkon mineral yang terkandung dalam batu tersebut.
Baca: ABG Mesum di Depok, Tak Pedulikan Petugas Saat Digerebek, Begini Faktanya
Magma granit dipadatkan 2,5 miliar tahun yang lalu, ternyata berubah menjadi metamorfisme.
"Ketika kami menemukan zirkon lebih tua dari 1,8 miliar tahun, kami bersikeras bahwa zirkon itu dibentuk oleh bagian Cina Utara (saat ini Cina Utara dan Korea Utara)," tambah Kimura.
"Kami membutuhkan lebih banyak informasi untuk menyimpulkan bahwa itu berasal dari kerak Cina Utara. Lalu mendiskusikan dan memperdalam diskusi dengan para ahli di Asia Timur. Itulah sebabnya baru sekarang diumumkan setelah ada kepastian dari banyak pihak," kata profesor Hayasaka.
Batu yang saat ini dipajang di museum Shichizen-cho sebagai "batu tertua di Jepang" adalah kerikil yang termasuk dalam Kamiaso Sogogan (kerak) yang diendapkan dan ditemukan pada tahun 1970.
"Warga kota sadar bahwa Jepang adalah kota tempat batu tertua ditemukan," kata profesor Hayasaka lagi.
Dewan Pendidikan Kota Tsuwano memajang batu penemuan tahun 2017 itu di gedung komunitas setempat, dan berencana mengadakan ceramah dan mempertimbangkan menggunakannya untuk merevitalisasi kota.
"Situs penemuan itu milik pribadi, dan tersedia bagi para peneliti untuk mengunjungi."
Hasil penelitian ini dijadwalkan sebenarnya diumumkan di Geological Society yang diadakan di Universitas Hokkaido di Sapporo September 2018, tetapi dibatalkan karena terjadinya gempa besar di Hokkaido September tahun lalu.
Penemuan ini dimuat pada penerbitan di majalah Geologi "Chisitsu gaku" yang diterbitkan pada bulan Februari tahun 2019 ini.