Penangkapan Terduga Teroris
Densus 88 Tangkap Penembak Polisi di Bima
Densus 88 berhasil meringkus eksekutor penembakan anggota Polres Bima, Nusa Tenggara Barat bernama Muhammad Iqbal.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 berhasil meringkus eksekutor penembakan anggota Polres Bima, Nusa Tenggara Barat bernama Muhammad Iqbal.
"Muhammad Iqbal ini sebagai eksekutor dalam penembakan terhadap Bripka Zaenal," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto melalui keterangan tertulisnya, Rabu (1/11/2017).
Baca: UMP DKI Jakarta Tahun 2018 Ditetapkan Sebesar Rp 3,6 Juta
Selain menangkap Iqbal, Densus 88 juga menangkap empat terduga teroris lainnya terkait dengan penembakan kasus anggota Polres Bima.
Mereka di antaranya Abdul Hamid alias Dami Muhammad (60), Jasman Ahmad (28), Yaser Bin Thamrin (29), dan Arkam (30).
Rikwanto mengatakan penangkapan kelima terduga teroris ini dilakukan di daerah Ambalawi, Kabupaten Bima, NTN pada pada 30 dan 31 Oktober 2017 kemarin.
Baca: Cairan Vape Mengandung Narkotika Asal Belanda Dibongkar Polisi
Dari hasil interogasi, Iqbal mengaku penembakan anggota Polres Bima bernama Bripka Zaenal dilakukan di depan SMKN 2 Kota Bima pada 11 September 2017 lalu.
"Dia di bonceng oleh saudara Rahmat alias Yaman (meninggal dunia) dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter miliknya," ungkap Rikwanto.
Setelah menembak Bripka Zaenal, Iqbal kemudian melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gunung di daerah Ambalawi, Kabupaten Bima.
Baca: Polisi Kembali Akan Periksa Bekas Rekan Bisnis Sandiaga Uno Pekan Depan
"Selama bersembunyi mendapat bantuan logistik dari saudara Jasman berupa mie instan dan biskuit, kemudian disalurkan melalui orang tuanya yang bernama Dami untuk mengantarkan logistik tersebut ke tempat persembunyian," tambah Rikwanto.
Masih dari keterangan Iqbal, ternyata diketahui bahwa Amir alias Dance turut mengeksekusi anggota Polres Bima lainnya bernama Bripka Abdul Ghofur di SMPN 8 Kota Bima.
Ketika itu, Amir dibonceng oleh Munandar alias Nandar dengan menggunakan sepeda motor.