Jokowi Terima Kunjungan Mahathir Mohamad di Istana Kepresidenan Bogor
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018).
Pantauan di lokasi, Mahathir bersama istrinya, Siti Hasmah Mohamad Ali tiba sekitar pukul 10.10 WIB dan langsung disambut oleh Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Mahathir terlihat menggunakan setelan jas berwarna biru serta mengenakan dasi biru dan Jokowi mengenakan jas hitam berdasi merah.
Sebelum memasuki ruangan, Jokowi mengajak Mahathir untuk mengikuti upacara penyambutan, kemudian melakukan penandatanganan buku tamu dan menanam pohon perdamaian di halaman belakang Istana Bogor.
Selanjutnya, Jokowi dan Mahathir melakukan pertemuan bilateral antar kedua negara untuk membahas sejumlah isu terkini yang menyangkut Indonesia-Malaysia.
Baca: Mata Sang Istri Berkaca-kaca saat Hakim Vonis Fredrich Yunadi 7 Tahun Penjara
Diketahui, Mahathir bersama rombongan tiba di Indonesia pada Kamis (28/6/2018), sekitar pukul 18.00 WIB, melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kunjungan Mahathir ke Indonesia sebagai langkah perkenalan ke Presiden Jokowi karena baru dilantik kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia.
"Indonesia adalah sebuah negara ASEAN pertama yang dikunjungi beliau (Mahathir). Prinsipnya satu, ini adalah kunjungan perkenalan dan Bapak Presiden Jokowi nanti akan menjemput," ujar Retno.
Meski kunjungan perkenalan, kata Retno, nantinya kedua negara akan membahas penguatan hubungan Indonesia dan Malaysia, baik bidang ekonomi, tenaga kerja, maupun sosial budaya,
"Indonesia dan Malaysia negara dekat, biasanya hubungannya kuat sekali. Ekonomi, investasi Malaysia juga banyak, perdagangan kita dengan Malaysia juga banyak, termasuk sosial budaya," tutur Retno.