Kader PKS Kaltim Tak Terima Masykur Sarmian Dilengserkan
"Habib hanya membacakan nama-nama pengganti yang baru itu melalui handphone, tidak membawa draft SK yang resmi," imbuhnya.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2015-2020 secara mengejutkan dilengserkan tanpa alasan jelas dari jabatannya oleh DPP PKS, Selasa (25/12/2018) lalu. Hal itu dibenarkan oleh Ketua DPD PKS Balikpapan, Mulhadi Ismail.
Saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (3/1/2019), Mulhadi menceritakan secara singkat Masykur dilengserkan dari jabatan Ketua DPW PKS Kaltim.Awalnya, kata Mulhadi, Masykur beserta anggota DPW Kaltim lainnya mendapat undangan konsolidasi pemenangan Pemilu dari DPP PKS Wilda Kalimantan.
Dalam undangan tersebut, rapat digelar pada 25 Desember 2018, dengan kop surat undangan rapat konsolidasi pemenangan."Begitu mereka (Masykur dan anggota DPW Kaltim) hadir, setelah baca Alquran, hanya membacakan SK (Surat Keputusan) pergantian melalui Ketua DPP wilayah Kalimantan Habib Aboe Bakar," kata Mulhadi.
"Habib hanya membacakan nama-nama pengganti yang baru itu melalui handphone, tidak membawa draft SK yang resmi," imbuhnya.
Baca: Sandiaga Maklum Bila PAN, PKS, Demokrat, dan Berkarya Belum Sumbang Dana Kampanye
Mulhadi menyayangkan pergantian tersebut. Menurutnya tindakan tersebut merupakan sewenang-wenang DPP PKS. Baca: Suhaimi Mendadak Masuk Bursa Cawagub DKI, PKS Serahkan SK ke Gerindra Hari Ini
"Iya kami merasakannya seperti itu (sewenang-wenang). Jadi kita bayangkan yang sedang berjuang di bawah, yang sedang mengkonsolidasikan caleg dan kader kita tiba-tiba pimpinan yang jadi rujukan kita ini tiba-tiba diganti dengan cara seperti itu di waktu seperti ini mendekati pemilu," jelasnya.
Mulhadi yang juga ditunjuk menjadi juru bicara mewakili aspirasi kader PKS di Kaltim, mendorong Pak Masykur tak terima begitu saja pergantian dirinya.Dirinya pun berharap SK pergantian tersebut dicabut oleh pimpinan PKS.
"Kemarin diminta jadi jubir yang mewakili suara aspirasi. Sifatnya itu hanya mendorong, menyampaikan aspirasi teman-teman, Pak Masykur supaya tidak menerima begitu saja ini. Pertentangannya luar biasa di bawah. Harapan saya dicabut SK itu," tutup Mulhadi.
Hingga berita ini ditulis, Tribunnews.com masih mencoba menghubungi Masykur Sarmian.