Selasa, 19 Agustus 2025

Jenazah Kopilot Wayan Sugiarta Tiba di Rumah Duka, Isak Tangis Keluarga pun Tak Terbendung

Isak tangis keluarga menyambut kedatangan jenazah Wayan Sugiarta, kopilot pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang jatuh di Papua.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Saiful Rohim
Jenazah Kopilot I Wayan Sugiarta tiba di rumahnya di Desa Budekeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (15/8/2018) sore. Jenazah dikawal tim Basarnas Provinsi Bali. TRIBUN BALI/SAIFUL ROHIM 

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Isak tangis keluarga menyambut kedatangan jenazah Wayan Sugiarta, kopilot pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang jatuh di Papua.

Jenazah Sugiarta tiba di halaman rumahnya Desa Budekeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (15/8/2018) pukul 15.30 Wita.

Puluhan anggota keluarga, kerabat, dan warga setempat yang hadir tak kuasa menahan duka.

Sanak saudara yang merasa terpukul dengan kepergian Sugiarta secara tragis itu pun menangis di depan peti jenazah.

Paman Sugiarta, Jro Mangku Pande Made Kerti, mengakui keluarga merasa terpukul dengan kepergian almarhum.

Sugiarta, katanya, sosok pria yang polos, dan memiliki jiwa sosial tinggi.

Tiap ada upacara atau acara keluarga, dia selalu sempatkan pulang kampung.

Baca: Helikopter Dauphin HR-3604 Siaga Evakuasi Atlet Asian Games Cedera ke RSRK Charitas

Jenazah Sugiarta diantar mengunakan ambulans dari Palang Merah Indonsia (PMI).

Perjalanan dari Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung, ke Budekeling dikawal Basarnas Provinsi Bali.

"Sampai di rumah, jenazah langsung dibawa ke bale dauh untuk ‘ditidurkan’ sembari menunggu prosesi mekingsan ring geni (pembakaran) pada 20 Agustus 2018," ungkap Mangku Pande Made Kerti.

Adapun prosesi yang dilakukan kemarin hanya ayaban terhadap jenazah korban.

Rangkaian upacara Pitra Yadnya baru dilanjutkan lagi setelah selesai prosesi sejumlah pawiwahan di Desa Budekeling.

Kemungkinan acara pawiwahan selesai 17 Agustus.

"Jadi istilahnya, almarhum Sugiarta dianggap sedang tidur, karena di sini masih ada banyak orang yang nganten. Di sini upacara yang sudah direncanakan harus diutamakan. Kalau kematian kan sesuatu yang tak direncanakan. Makanya kita menunggu selesai acara pawiwahan. Selesai pawiwahan ditandai bunyi kentungan di desa. Setelah itu baru kita lakukan prosesi untuk jenazah Sugiarta," tambahnya.

Dimulai dengan prosesi ngulapin pada 18 Agustus 2018.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan