Selasa, 28 Oktober 2025

Hujan dan Alunan Gamelan Iringi Pemakaman Dalang Ki Anom Suroto di Klaten Jateng

Prosesi berlangsung khidmat dan diiringi alunan gamelan khas wayang yang seolah menjadi persembahan terakhir bagi sosok dalang panutan Ki Anom Suroto.

Editor: willy Widianto
Tribun Solo/Anang Ma'ruf
DALANG KI ANOM SUROTO - Suasana haru menyelimuti prosesi keberangkatan jenazah dalang kondang Ki Anom Suroto dari rumah duka di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (23/10/2025) siang. Iringan gamelan khas wayangan turut mengiringi perjalanan almarhum. 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Dalang legendaris, Ki Ageng Anom Suroto Lebdo Nagoro. mengembuskan napas terakhir di usia 77 setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Kandang Sapi Dokter Oen, Surakarta, Jawa Tengah. Ki Anom Suroto dimakamkan di Desa Juwiring, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Sosok Ki Anom Suroto di Mata Pelawak Kirun, Rendah Hati dan Suka Bercanda

Ribuan pelayat memadati lokasi meski hujan mengguyur sejak siang. Prosesi pemakaman digelar di kompleks makam keluarga Depokan. Jenazah Ki Anom sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Sukoharjo, Jawa Tengah dan diberangkatkan menuju Klaten pada pukul 15.00 WIB.

Perwakilan keluarga, Subowo, menyampaikan bahwa pihak keluarga menerima kabar duka sekitar pukul 08.00 WIB. "Lajeng untuk persiapan yang ada di makam, kami sudah menyiapkan liang lahat. Kemudian juga untuk Dopo, inshaallah kursi juga saya siapkan," ujar Subowo.

Subowo menjelaskan bahwa makam Ki Anom akan ditempatkan bersebelahan dengan orang tua dan kerabat dekatnya. "Sebelah kiri (pinggir) kiri itu Ki Warseno Slenk, sampingipun Ibunda tersayang Ibu Hajah Sawini. Kemudian samping kanannya (makam ibu) itu Bapak Sadiyun, juga dalang kondang semasanya," jelasnya.

Suasana haru dan penuh khidmat menyelimuti prosesi keberangkatan menuju pemakaman keluarga di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah yang dihadiri ratusan pelayat dari berbagai kalangan.

Ratusan pelayat memadati halaman rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir kepada maestro wayang kulit yang telah menjadi ikon pedalangan Indonesia.

Baca juga: Profil Ki Anom Suroto, Dalang Legendaris yang Meninggal pada Usia 77 Tahun

Jenazah diberangkatkan menuju pemakaman keluarga di Juwiring, Kabupaten Klaten, sekitar pukul 15.45 WIB.

Prosesi berlangsung khidmat, diiringi alunan gamelan khas wayangan yang seolah menjadi persembahan terakhir bagi sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk seni pedalangan.

Suara kendang, saron, dan gong berpadu lembut, menghadirkan suasana syahdu yang menggetarkan hati. Sejumlah seniman dan dalang muda tampak larut dalam kesedihan, beberapa bahkan meneteskan air mata saat gamelan memainkan tembang-tembang yang kerap dibawakan Ki Anom semasa hidupnya.

Salah satu kerabat sekaligus sahabat dekat almarhum, Muhammad Syakirun atau Kirun, tak kuasa menahan haru saat menyaksikan jenazah sang maestro.

Kirun, pelawak dan seniman senior, mengenang Ki Anom Suroto bukan hanya sebagai tokoh besar dalam dunia pedalangan, tetapi juga sebagai guru dan panutan yang mengayomi para seniman muda.

“Saya ini nderek beliau sejak tahun 1987, sudah seperti santri yang selalu ikut di mana pun beliau mendalang,” ujar Kirun.

Baginya, Ki Anom adalah sosok yang membimbing dengan keteladanan dan kerendahan hati.

Baca juga: Komisioner Komnas HAM Tidak Yakin Del Pedro Dalang Penghasutan Massa pada Demo Akhir Agustus

“Beliau itu sosok yang ngayomi, sebagai bapak, sebagai guru. Kalau saya ibaratkan, seperti sumur besar dengan banyak ember, artinya banyak yang ingin mengambil airnya, mengambil ilmu dari beliau,” ungkapnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul 'Jenazah Ki Anom Suroto di Sukoharjo Dilepas Iringan Gamelan Wayang, Suasana Haru dan Khidmat' 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved