Tanggapi Fenomena Gunung Semeru 'Bertopi', Sutopo: Cocok untuk Prewedding, Cintamu Terayomi
Fenomena Gunung Semeru Bertopi, Sutopo Nugroho Menjelaskan tentang fenomena tersebut dan berkata Cintamu Terayomi Meski Ada Turbulensi di Hatimu
Penulis:
Umar Agus W
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberikan penjelasan terkait kondisi Gunung Semeru yang 'bertopi.'
Sutopo bahkan menulis "Cintamu Terayomi Meski Ada Turbulensi di Hatimu"
Di media sosial, ramai beredar fenomena alam unik dan menarik di Gunung Semeru di Jawa Timur, Selasa(11/12/2018).
Dalam foto yang beredar, tampak kabut berbentuk mirip topi mengelilingi puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Baca: Hujan dan Angin Kencang Terbangkan Atap di Epicentrum, Sutopo Bagikan Tanda-tanda Sebelum Kejadian
Sehingga bila dilihat dari kejauhan, Gunung Semeru tampak bertopi.
Fenomena unik ini lantas diabadikan oleh warga dan menyebar di media sosial serta jadi viral.
Di satu sisi, fenomena unik di puncak Gunung Semeru tersebut menakjubkan.
Terkait hal ini Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan jika adanya 'topi' diatas Gunung Semeru tersebut berkat Awan altocumulus lenticularis yang terbentuk akibat turbulensi di atasnya.
Sutopo pun juga mengupload foto-foto saat Gunung Semeru 'bertopi'.
Ia bahkan menulis caption di foto tersebut dengan sedikit candaan.
Baca: Gunung Anak Krakatau Semburkan Debu Panas 700 Meter
"Gunung Semeru saat bertopi, berhelm & berhijab di puncaknya. Awan altocumulus lenticularis terbentuk akibat turbulensi di atasnya."
"Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre wedding. Sungguh memesona!"
"Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu." Tulis Sutopo Lewat akun resmi twitter miliknya @Sutopo_PN pada Selasa (11/12/2018) pukul 08.00 WIB.
Baca: Video Angin Puting Beliung di Bogor Diunggah Sutopo BNPB, Warga Terdengar Berteriak Histeris
Sementara itu melansir dari Kompasiana, Turbulensi adalah sebuah gerakan udara yang tidak beraturan atau berputar tidak beraturan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara atau temperatur.
Sementara bagi para pendaki, keberadaan awan ini menjadi mimpi buruk walau terlihat cantik dari kejauhan.
