Minggu, 24 Agustus 2025

Kisah Adang Muhidin, Lulusan Master Jerman yang Banting Setir Bangun Usaha Bambu Virage Awie

Bilah bambu mungkin dipandang sebelah mata bagi banyak orang. Namun tidak untuk Adang Muhidin.

(Tribunnews/Alfarizy)
FOTO: Pendiri Virage Awie, Adang Muhidin, sedang memegang gitar buatan Virage Awie, di tempat usahanya, kawasan Ngamprah, Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (9/8/2024) (Tribunnews/Alfarizy) 

"Dari Filipina malah diundang ke Filipina waktu itu, tapi waktu itu karena enggak punya uang akhirnya enggak jadi karena nggak bisa bikin paspor," paparnya.

 

Gayung Bersambut

Produk rakitan Adang Muhidin ini diberi nama VirageAwie, yang diserap dari bahasa sunda 'Pirage Awi' yang memiliki arti “hanya bambu”.

Filosofi dari kata Pirage Awi tersebut adalah selama ini bambu hanya dimanfaatkan untuk furnitur dan rebungnya diolah menjadi makanan.

Jika dilihat dari nilainya, olahan bambu masih belum bernilai tinggi dan terdapat anggapan di masyarakat bahwa olahan yang “hanya bambu” itu tidak mahal.

Maka dari itu klaster Virage Awie memiliki misi untuk mengolah bambu sedemikian rupa supaya menjadi bermacam produk berkualitas dan bernilai lebih dibandingkan dengan olahan bambu pada umumnya.

Setelah Virage Awie mulai mengudara, gayung bersambut. Bank Rakyat Indonesia (BRI) melirik usaha milik lulus master (S2) Jerman itu.

Bank pelat merah itu pun memberikan dukungan untuk Virage Awie, guna bisa tampil di pameran-pameran nasional, bahkan internasional.

"Setelah ada yang ekspos dari media akhirnya BRI mendekat tuh, karena kan ini yang pertama di dunia untuk alat musiknya. Saya berani mengklaim itu yang pertama di dunia karena belum ada dimanapun," tegas Adang.

Tidak hanya itu, BRI PUN mendukung Adang untuk mendaftarkan produk VirageAwie ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) di tahun 2014

"2014 saya ketemu dengan BRI, akhirnya alat kami di-HAKI-kan, dan kami diberikan bantuan mesin-mesin dan dari situ mulai kami dikenal oleh berbagai negara. Mungkin teman-teman sudah sekitar 26 negara sudah kami kelilingi dengan alat musik," papar pria berjanggut itu.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI memiliki komitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM lewat program Klasterkuhidupku.

Program tersebut menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya.

Dengan pemberdayaan dan pendampingan tersebut, pelaku UMKM dapat mengembangkan produknya dan memperluas usaha, hingga nantinya UMKM yang tumbuh dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.

"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang," kata Supari.

"Semoga kisah Klaster Bambu Virage Awie dapat menjadi cerita inspiratif yang bisa ditiru oleh pelaku UMKM di daerah lain," imbuhnya.

 

 

Tak Berhenti Alat Musik

Halaman
123
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan