Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin
Barang-barang bermerek tiruan seperti tas yang sering disebut "superfake" kini semakin canggih, sehingga perbedaannya hampir tidak…
Barang-barang bermerek tiruan, seperti tas, semakin canggih. Perbedaannya dengan yang asli sudah tidak bisa lagi terlihat secara kasat mata sampai mendapat julukan superfake.
Mungkin Anda kelihatannya menenteng tas Hermès edisi Kelly seharga AU$100.000.
Tapi entah itu asli atau bukan, cuma Anda yang tahu.
Yang pasti industri superfake ini memicu perdebatan soal etika pemalsuan barang mewah. Juga jadi ada pertanyaan, apa yang sebenarnya kita bayar dengan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk sebuah produk kulit?
Di tengah perdebatan tentang gaya hidup mewah para pajabat di Indonesia, mereka yang pernah disorot media mengaku kalau tas mereka adalah barang palsu yang di Mangga Dua Jakarta.
"Orang-orang di sini menyebut tas superfake itu dengan KW-1," kata Uci Flowdea, seorang pengusaha yang mengoleksi tas tangan Hermès asli.
"Barangnya sangat mirip, sehingga mereka yang tidak terlatih tidak akan pernah tahu bedanya," jelasnya kepada ABC News.
Superfake tidak berarti super murah
Barang superfake biasanya masih handmade juga, menggunakan bahan yang juga mahal dan sulit dibedakan dari barang aslinya.
Di pasar Mangga Dua yang dijuluki "Lorong Hong Kong" oleh penduduk setempat, tas superfake dengan merek teratas dijual dengan harga yang cukup mahal.
Tas tiruan Hermès dibanderol mulai dari kisaran di atas Rp10 juta hingga Rp100 jutaan untuk model Kelly dengan kulit buaya.
Superfake mungkin bisa dianggap sebagai investasi juga, meski harganya 10 persen lebih murah dari yang aslinya.
Tas Hermès Kelly , yang paling banyak dicari dan paling langka, setidaknya bisa mencapai Rp1 miliar. Dengan catatan Anda harus diundang untuk membelinya.
Tapi seorang penjual di Mangga Dua mengatakan, tas tersebut bisa dibeli darinya, berasal dari pabrik di China, dan pelanggan dapat memesan model tertentu.
Penjual yang tidak mau menyebutkan namanya mengaku sudah menjual enam replika tas tersebut dengan harga tertinggi.
"Barangnya tak bisa dibedakan dari aslinya," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.