Kamis, 4 September 2025
ABC World

Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin

Barang-barang bermerek tiruan seperti tas yang sering disebut "superfake" kini semakin canggih, sehingga perbedaannya hampir tidak…

ABC Radio Australia
Uci Flowdea, seorang kolektor tas Hermès, mampu mendeteksi tas-tas tiruan yang semakin banyak dijual saat ini. (ABC News: Mitch Woolnough) 

Pemerintah Amerika Serikat sudah Pasar Mangga Dua dalam daftar "pasar terkenal" untuk produk palsu di dunia.

Maraknya produk tiruan juga memunculkan profesi baru bagi mereka yang mampu melakukan verifikasi kalau tas yang dimiliki seseorang bukanlah tas palsu.

Apalagi, kualitas barang tiruan juga semakin meningkat, hingga para penjualnya menawarkan harga puluhan ribu dolar untuk satu tas bermerek.

Kolektor asli merasa prihatin

Sebagai kosumen tas bermerek, Uci, yang berasal dari Surabaya, mengaku mulai mengoleksi tas Hermès setelah bosan menginvestasikan kekayaannya di sektor properti dan mobil.

Hasil studi di tahun 2016 menyebutkan tas Hermès bisa menjadi investasi yang lebih aman ketimbang emas atau pasar saham. H

Inilah yang jadi alasan Uci mengoleksinya.

Dia mengaku memiliki lebih dari 200 tas tangan Hermès asli, yang dibelinya setelah membangun hubungan secara bertahap dengan butik Hermès di berbagai negara.

Tapi selama pandemi COVID-19, Uci hanya bisa membelinya dari Indonesia.

Tahun lalu, dia memesan empat tas Hermès dari seorang influencer terkenal di Jakarta dengan total sekitar Rp1,3 miliar. Tapi dia langsung curiga ketika menerima pesanannya.

"Ketika saya pertama kali melihatnya, tas-tas keliatannya meyakinkan. Tapi setelah menyentuhnya, saya bisa merasakan barangnya tidak asli," ujarnya.

"Saya mengoleksi tas selama 15 tahun. Saya langsung tahu kalau ada yang tidak beres," katanya.

Uci menyebut kebanyakan orang tidak akan bisa menemukan petunjuk barang tiruan.

"Meskipun barang KW-1 sangat mirip dan hanya memiliki sedikit perbedaan, saya bisa menemukannya," katanya.

"Ada yang terlalu banyak celah pada jahitannya, atau ada butiran berbeda di kulitnya, atau pegangan yang terasa beda," tambahnya.

Uci kemudian meminta uangnya dikembalikan dari influencer tersebut, yang berujung pada saling melapor ke polisi.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan