Kamis, 4 September 2025
ABC World

Tas Bermerek Tiruan Makin Marak di Jakarta, Kolektor Asli Mengaku Prihatin

Barang-barang bermerek tiruan seperti tas yang sering disebut "superfake" kini semakin canggih, sehingga perbedaannya hampir tidak…

ABC Radio Australia
Uci Flowdea, seorang kolektor tas Hermès, mampu mendeteksi tas-tas tiruan yang semakin banyak dijual saat ini. (ABC News: Mitch Woolnough) 

Puncaknya adalah ketika si penjual bernama Medina Zein Azhari akhirnya divonis penjara selama sembilan bulan karena terbukti mengancam Uci.

Medina juga dilaporkan divonis hukuman penjara dua tahun lainnya untuk kasus penipuan terpisah di Surabaya.

Gaya hidup pejabat

Selama beberapa bulan terakhir, sejumlah pejabat Indonesia atau anggota keluarganya disoroti karena memamerkan barang-barang mewah di jejaring sosial, memicu protes luas di masyarakat.

Pada bulan Maret, istri seorang sekretaris daerah salah satu provinsi dituduh memamerkan tas mewah di akun Instagram-nya, namun suaminya mengklaim barang itu palsu dan dibeli di Mangga Dua.

Seorang pejabat di Jakarta juga menjadi sorotan karena barang mewah yang dipamerkan istrinya, namun dia pun menyatakan barang-barang istrinya itu cuma tiruan.

"Pendapatan tahunan rata-rata orang Indonesia adalah sekitar Rp70 juta per tahun, jadi memiliki barang-barang mewah itu sangat sulit," ujar ekonom Andry Satrio Nugroho, dari Institute for Development of Economics and Finance.

"Orang ingin menunjukkan status sosialnya dengan menggunakan barang tiruan," katanya.

Diproduksi di China

Meski permintaan barang mewah meningkat di Asia Tenggara, produksinya sebagian besar masih dilakukan di China.

"80 hingga 90 persen barang palsu berasal dari China dan Hong Kong," jelas Brigjen Polisi Anom Wibowo, Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Gencarnya penggerebekan barang palsu di China sudah mengurangi penjualan barang-barang ilegal ini secara langsung.

Tindakan penyitaan oleh bea cukai China atas barang-barang palsu yang akan diekspor meningkat empat kali.

Gucci adalah merek paling populer yang tiruannya banyak disita di China antara tahun 2014 dan 2021.

Penyitaan barang-barang palsu dari Chanel, Louis Vuitton, dan Christian Dior juga meningkat.

Tapi tas, jam tangan, sepatu, ikat pinggang bermerek tiruan, masih terus berhasil dikirim dari China ke berbagai negara.

Di Indonesia, penjual online maupun di toko-toko, menawarkan produk palsu dengan cara kejar-kejaran dengan pihak berwajib.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan