Kamis, 14 Agustus 2025
ABC World

Tak Banyak yang Tahu Suku Ainu, Warga Pribumi di Jepang yang Kini Menuntut Pengakuan

Suku Ainu adalah masyarakat adat di Jepang yang memiliki sejarah, bahasa, dan budayanya sendiri. Namun, mereka kerap mengalami diskriminasi,…

ABC Radio Australia
Masaki Sashima adalah ketua Bangsa Raporo Ainu di pulau Hokkaido, yang disebut Ainu Moshiri. (ABC News: Yumi Asada) 

"Tetapi hal ini akan membawa kemajuan di masa depan jika kita memenangkan kebenaran. Ini adalah budaya yang berharga, dan saya ingin melestarikannya."

Jepang adalah salah satu negara yang menandatangani Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat.

Perjanjian ini menjamin hak-hak masyarakat adat untuk "mempertahankan dan memperkuat hubungan spiritual khas mereka" dengan tanah mereka, sekaligus juga memiliki hak untuk "menggunakan, mengembangkan dan mengendalikan" tanah tersebut berdasarkan "alasan kepemilikan tradisional".

Namun Jepang menyatakan tidak ada suku Ainu tertentu yang tersisa karena asimilasi, karenanya hak-hak tersebut dianggap tidak ada.

Tapi ini adalah argumen yang dianggap tidak akurat dan menyinggung oleh Bangsa Raporo Ainu.

"Posisi masyarakat Pribumi di Asia agak rumit," kata Hideaki Uemura, pakar budaya Ainu dari Keisen University.

"Masyarakat yang tinggal bertetangga tiba-tiba memperluas wilayah mereka. Wajar kalau ada anggaran tertentu untuk memajukan kebudayaan, dan ada sejumlah pembangunan, tapi persoalan hak, termasuk siapa yang menentukan apa itu kebudayaan, tidak dibahas banyak."

"Saya rasa sayang sekali jika orang Jepang mengira Ainu adalah orang Jepang."

Suku Ainu disuruh merahasiakan identitasnya

Saat ini, kurang dari 2 persen penduduk Hokkaido diperkirakan adalah warga suku Ainu.

Tapi menurut para pakar dan pengamat, perkiraan ini terlalu rendah karena banyak masyarakat Hokkaido yang tidak mengetahui warisan budaya mereka.

Seperti yang dialami Hiromasa Sashima, usia 56 tahun, yang juga keponakan Masaki.

Ia dibesarkan dengan menyaksikan teman sekelasnya menindas anak dari suku Ainu.

Pada saat itu, Hiromasa merasa beruntung berada di pihak yang menindas.

Namun bertahun-tahun kemudian, di usia 20-an, dia baru mengetahui bahwa dirinya juga adalah suku Ainu.

"Saya langsung teringat wajah anak yang di-bully itu," ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan