Sucorinvest Luncurkan Reksadana Tetap Barbasis SUN
PT Sucorinvest Asset Management mengeluarkan reksadana tetap berbasis Surat Utang Negara (SUN) yaitu Sucorinvest Government Bond Fund.
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sucorinvest Asset Management mengeluarkan reksadana tetap berbasis Surat Utang Negara (SUN) yaitu Sucorinvest Government Bond Fund. Dikeluarkannya reksadana berbasis surat hutang ini ditujukan untuk memberikan alternatif pilihan reksadana kepada investor.
Christian Hermawan, Direktur PT Sucorinvest Asset Management, mengatakan, reksadana ini mayoritas dananya akan diinvestasikan ke SUN. "Jadi sekitar 80 persen dialokasikan di surat bendahara negara dan 0-20 persen di hutang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pasar uang," katanya di Jakarta, (10/12/2012).
Sedangkan BUMN yang dipilihnya akan mempertimbangkan stabilitas dan likuiditas. Selama masih likuid, maka akan menjadi pertimbangan Sucorinvest untuk dimasukan dalam reksadana tetapnya.
Prospeknya sendiri, masih besar karena target returnya diperkirakan masih lebih tinggi ketimbang deposito. Diproyeksikan, reksadana ini akan mencapai 6-7 persen per tahun, sedangkan imbal hasil deposito hanya mencapai 5-6 persen per tahunnya.
"Jika deposito akan memakan jutaan, maka reksadana tetap masih dibawahnya, selain itu, imbal hasilnya masih lebih tinggi reksadana ketimbang deposito," katanya.
Ia menagetkan dana kelolaan bisa mencapai Rp 100 miliar. Reksadana ini akan ditujukan kepada investor muda yang memiliki imbal resiko yang rendah. "Jadi cocok bagi pemula," katanya.
Bank Kustodiannya adalah Deutsche Bank. Ia mengklaim karena barbasis SUN, dan BUMN, reksadana ini sudah terhindar dari resiko politik, liabilitas, resiko wanprestasi dan resiko pembubaran.
Ia mengatakan prospeknya masih baik, kondisi makro membaik karena terus tumbuh. Meskipun peringkat utang turun dan yield masih cukup menarik dan cenderung stabil sehingga akan menarik bagi investor pemula. Sebagai tambahan dana minimumnya sebesar Rp 250 ribu per 1000 unit.
Mengenai jumlah Investor, ia yakin masih akan naik karena investasi reksadana masih berjumlah 170 ribu orang. Sedangkan penduduk Indonesia sudah mencapai 200 juta penduduk. Maka dari itu, ia yakin penetrasi ini akan semakin besar seiring dengan ceruk yang semakin besar. (*)
BACA JUGA:
- Indonesia Tandatangani Enam MoU Bersama Slowa...
- Indonesia Kekurangan 7500 Teknisi Pesawat Ter...
- Harga Jual Emas Naik, Harga Beli Turun