Busyet, Harga Daging Sapi di Manado Rp 120 Ribu per Kg
Permintaan terhadap daging sapi dan ayam di pasar tradisional maupun modern di Manado mulai naik seiring makin dekatnya Idul Fitri.
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Manado, Herviansyah
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Permintaan terhadap daging sapi dan ayam di pasar tradisional maupun modern di Manado mulai naik seiring makin dekatnya Idul Fitri. Kenaikan permintaan terjadi sejak awal Bulan Ramadan 10 Juli, sepekan yang lalu. Menurut Hambali, Supervisor Mear Hypermart Manado Trade Centre (MTC), kenaikan permintaan mencapai 10 persen sehingga mengerek harga daging sapi dan ayam.
Lanjutnya, rata-rata penjualan daging sapi per hari sejak awal Ramadan mencapai 5 - 6 kilogram. Untuk daging ayam mencapai 30 - 40 kilogram. "Penjualan tersebut pada hari biasa dan kalau akhir pekan bisa lebih," kata Hambali.
Pada Rabu (17/7/2013), harga ayam kampung Rp 48. 900 per kilogram. Ayam daging Rp 47.900 per per kilogram. Daging sapi Rp 120 ribu per kilogram. "Untuk harga, tidak ada kenaikan pada daging ayam. Untuk daging sapi sendiri naik Rp 20 ribu dari harga sebelumnya Rp 100 ribu. Semua daging disini dipasok dari lokal," ungkapnya.
Hypermart MTC juga memberikan promo berupa katalog, koran, promo in store. "Promo berlangsung setiap dua minggu sekali. Potongan harga mencapai 10 - 20 persen dan berlaku sampai 30 Juli 2013 mendatang," kata Hambali.
Di tempat berbeda yakni Multimart Megamas, permintaan dan pasokan daging di Bulan Ramadan ini normal seperti biasanya. "Sejauh ini belum tampak terlihat lonjakannya," ungkap Lin Kansil, Supervisor Penjualan. Lanjut Lin, selama bulan puasa harga naik turun.
"Kami mengikuti keadaan pasar dan menyesuaikan. Harga pada setiap swalayan pasti beda, tapi hanya beda-beda tipis.
Per 17 Juli 2013, kenaikan terjadi pada ayam daging yakni dari Rp 22. 900 ke Rp 29900. Untuk daging ayam kampung dan sapi masih stabil yakni masing-masing Rp 49.900 dan Rp 82.500 "Daging dipasok dari impor dan lokal," imbuh Lin.
Setali tiga uang penjualan ayam di pasar tradisional. "Beberapa hari menjelang Lebaran nanti akan meningkat namun untuk saat ini (penjualan) masih normal," ujar Sani, pedagang ayam di Pasar Bersehati Manado, Rabu (17/7/2013).
Sani menambahkan peningkatan penjualan ayam sebelumnya terjadi pada tiga hari menjelang puasa Ramadan. Pada saat itu peningkatan penjualan mencapai 50 persen dari hari biasa. Masyarakat yang membeli, selain ayam bete (negeri) maupun kampung. Namun dirinya tidak bisa menghitung jumlahnya, karena selain ke masyarakat umum penjualan juga dilakukan ke rumah makan.
Tingginya permintaan menyebabkan harga penjualan meningkat. Untuk ayam negeri dari Rp 45 ribu per ekornya saat ini menjadi Rp 60 ribu per ekor. Ini terjadi karena ada pengaruh dari kenaikan harga BBM, sehingga harga pakan ayam naik, dan tingginya permintaan.
Sedangkan untuk ayam kampung jika sebelumnya harganya Rp 60 ribu per ekor, menjadi Rp 80 ribu per ekor. "Ini karena permintaan tinggi, namun pasokan berkurang," katanya. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, sebab saat permintaan sudah normal seperti biasa.
Hal yang sama juga dikatakan pedagang ayam lain yang mengungkapkan tiga sampai sehari menjelang Lebaran permintaan ayam juga akan meningkat. Sebab disetiap rumah yang merayakan Idul Fitri pasti akan menyediakan menu ayam. "Bisa sampai 75 persen peningkatannya, tapi kalau hari biasa berapa jumlah rata-rata penjualan, saya tidak bisa mengira, karena memang cukup banyak," tuturnya.
Sedangkan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindang Sulut, Hanny Wajong mengungkapkan untuk daging ayam broiler atau negeri harga per kilogramnya mencapai 28.500, sedang untuk daging ayam kampung Rp 55.000 per ekornnya. "Untuk persediaan sampai dengan saat ini masih mencukupi," katanya. (*)