Pengembangan Ekonomi Digital Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Salah satu tantangan perekonomian Indonesia ke depan adalah bagaimana mengembangkan pelaku sektor ekonomi digital,
Editor:
Sanusi
Melalui sistem ini, 3 tahun belajar di dalam negeri kemudian dilanjutkan 2 tahun di Tsinghua University, mahasiswa Indonesia sudah selesai menjadi master.
Salah satu universitas tertua RRT dikenal sebagai perguruan tinggi yang telah banyak melahirkan entreprenuer dan manajer yang berkiprah di dunia internasional, termasuk di Amerika Serikat.
Dimyati menilai, tawaran kerjasama tersebut sangat bagus dan perlu ditindaklanjuti secepatnya. Hal ini sejalan dengan prioritas yang sedang dilakukan Indonesia.
“Pak Menteri sedang memprioritaskan pembenahan vokasi dan mereka menawarkan vokasi di kita 3 tahun dan ditambah 2 tahun di sana bisa jadi master. Ini bagus dan sejalan,” ucapnya.
Terkait dengan pengembangan e-commerce, sampai tahun 2020 mendatang pemerintah menargetkan munculnya 1.000 technoprenuer yang antara lain diharapkan lahir melalui program vokasi.
Target itu masuk dalam roadmap yang telah dibuat pemerintah. Kerjasama dengan Tsinghua University diharapkan dapat mendukung pencapaian target tersebut.
Bersama UID, Tsinghua University tengah menjajaki peluang kerjasama dengan Kemenkominfo sebagai instansi yang diberi tanggung jawab untuk melahirkan 1.000 technoprenuer.
Sementara itu, dalam rangka pengembangan e-commerce, Pemerintah Indonesia pada 10 November 2016 lalu telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke IV yang antara lain mempermudah akses pendanaan dan keringanan pajak bagi perusahaan pemula (start up).
Dalam pengembangan SDM yang mendukung e-commerce, pemerintah antara lain tengah merancang program inkubator nasional, menyusun dan meningkatkan kurikulum e-commerce.