Kehadiran GO-JEK di Singapura Bisa Jadi Momen Grab Lebih Rasional soal Tarif
Kolumnis Bloomberg Tim Culpan menulis secara khusus kompetisi ride-hailing antara GO-JEK dan Grab di Singapura.
Penulis:
Fajar Anjungroso
Di saat bersamaan, GO-JEK resmi masuk Singapura. Ini tentu saja membuat petinggi Grab harus memertahankan pangsa pasarnya yang diklaim mencapai 80 persen.
Sayangnya, Grab merespons itu dengan mengucurkan banyak insentif dan diskon untuk konsumen.
Culpin mengakui Grab bisa melakukan strategi 'bakar uang' di negara yang menjadi wilayah bisnisnya lantaran memiliki dana yang besar.
”Grab seakan-akan memberikan pemanis kepada semua pihak. Tapi bila dalam jangka lama akan membuat pengemudi dan konsumen protes bila pemanis tersebut hilang,” paparnya.
Maka itu, Culpin menyarankan keberadaan GO-JEK di Singapura menjadi momen bagi Grab mengkaji ulang strategi tersebut.
Konkretnya dengan membuat kebijakan Grab terhadap insentif mitra driver dan diskon konsumen lebih rasional.
Sejatinya, turunnya pangsa pasar bukan berarti menjadi sesuatu yang buruk bagi Grab. Justru itu menjadi kesempatan pada peningkatan tarif lantaran pangsa pasar yang turun menjadikan jumlah permintaan ikut turun.
Dengan perubahan tarif yang naik akan membuat mitra driver tetap setia bersama Grab.