Mendagri Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Cabai dan Ayam Ras yang Picu Peningkatan Inflasi Pangan
Menurutnya, pemerintah daerah (Pemda) harus segera mengambil langkah antisipatif agar inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.
Ringkasan Berita:
- Inflasi nasional September 2025 naik dari 2,31 persen menjadi 2,65% (year-on-year).
- Penyebab utama inflasi: kenaikan harga cabai merah dan daging ayam ras.
- Kenaikan harga terjadi pada kelompok makanan, minuman, tembakau, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap penyebab utama kenaikan harga cabai merah dan daging ayam ras yang memicu peningkatan inflasi pangan di berbagai daerah.
Menurutnya, pemerintah daerah (Pemda) harus segera mengambil langkah antisipatif agar inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.
Tito menyampaikan, tingkat inflasi nasional pada September 2025 meningkat dibanding bulan sebelumnya, yakni dari 2,31 persen menjadi 2,65 persen secara tahunan (year-on-year).
Sementara itu, inflasi bulanan (month-to-month) September 2025 terhadap Agustus 2025 tercatat naik menjadi 0,21 persen.
Kenaikan tersebut, kata Tito, terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
"Inflasi masih dalam kategori terkendali, tapi perlu diwaspadai karena ada peningkatan di beberapa komoditas utama, terutama pangan," ujar Tito dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).
Hal tersebut dikatakan Tito pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri, Jakarta.
Menurut Tito, 514 kabupaten/kota di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai merah yang cukup signifikan.
Dirinya menilai kenaikan harga cabai disebabkan oleh distribusi hasil panen yang belum optimal di sejumlah daerah penghasil.
Hal ini membuat pasokan tidak merata dan harga melonjak di beberapa wilayah.
"Masalahnya bukan di produksi, tapi di distribusi. Misalnya di Sumatera Utara, inflasi naik karena harga cabai merah tinggi, padahal pusat produksinya di Brastagi. Jadi perlu solusi agar distribusinya lebih lancar," jelas Tito.
Untuk mengantisipasi hal itu, Tito mendorong Pemda menggerakkan masyarakat menanam cabai di komunitas dan rumah tangga.
Cabai merah, kata dia, merupakan tanaman mudah dibudidayakan dan cepat dipanen, bahkan bisa ditanam dalam polybag di lorong-lorong kampung atau pekarangan rumah.
"Kalau masyarakat mau menanam cabai di komunitas masing-masing, hasilnya cepat dipanen dan bisa bantu menekan harga di pasar," ucapnya.
Selain cabai merah, Tito juga menyoroti kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.
Pria di Jakarta Timur Lakukan Kekerasan Seksual ke Remaja, Ditangkap Saat Sembunyi di Kandang Ayam |
![]() |
---|
Rakornas Binwas 2025, Mendagri Tekankan Peran Strategis APIP dalam Pengawasan Daerah |
![]() |
---|
Program Kampung Peternak Ayam Terpadu Diyakini Mampu Ciptakan Lapangan Kerja Baru |
![]() |
---|
Program Kampung Peternak Ayam Terpadu Dorong Pertumbuhan Ekonomi hingga Ciptakan Lapangan Kerja Baru |
![]() |
---|
Purbaya Digeruduk Gubernur usai TKD Dipotong—Mendagri: Cari Duit dari Hotel & Parkir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.