Virus Corona
Sindir BI, Faisal Basri: Hari Gini Ngomong Ekonomi Bisa Tumbuh 4 Persen
Faisal Basri menyayangkan prediksi ekonomi dari Bank Indonesia (BI) yang terlalu optimis dalam menyikapi wabah virus corona
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri menyayangkan prediksi ekonomi dari Bank Indonesia (BI) yang terlalu optimis dalam menyikapi wabah virus corona atau Covid-19.
Fasial menjelaskan, kondisi sekarang berbeda dengan krisis 2018 saat Indonesia masih sanggup mencatat pertumbuhan ekonomi 4 persen lebih didorong booming komoditas.
Sayangnya, ia mengungkapkan, BI seolah ingin mengulang capaian tersebut dalam kondisi pandemi virus corona yang berbahaya.
Baca: Faisal Basri: Masyarakat Rentan Corona, Proyek Ibu Kota Baru Hentikan Dulu
Baca: Faisal Basri Minta Pemerintah Lockdown DKI Jakarta
"Sekarang jauh berbeda dari 2008 kita tumbuh 4,6 persen. Bank Indonesia masih perkirakan pertumbuhan ekonomi 4 persen, walah ini hitungnya bagaimana? Tidak sensitif bahayanya virus ini, hari gini ngomong pertumbuhan 4 persen, memalukan menurut saya Bank Indonesia," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Jumat (27/3/2020).
Menurut Faisal, alasan pemerintahan tidak melakukan lockdown juga karena mempertimbangkan nasib ekonomi Indonesia.
Pertimbangan tersebut yakni ke arah ekonomi merosot dengan membayangkan kegiatan terhenti, sehingga menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Efek lockdown ke ekonomi itu kegiatan terhenti. Terjadi suplai shock dan demand shock, mau tidak mau ekonomi merosot atau resesi, tapi nanti rebound cepat," pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020, dari 5,0-5,4 persen menjadi 4,2-4,6 persen.
Proyeksi tersebut dipengaruhi adanya kasus pandemi virus corona (Covid-19) yang juga melanda Indonesia.
Pasca berakhirnya Covid-19, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan kembali meningkat menjadi 5,2-5,6 persen.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, pulihnya perekonomian pada tahun depan, dipengaruhi upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan.
"Bank Indonesia mengapresiasi langkah stimulus fiskal pemerintah dalam meminimalkan dampak Covid-19, yang bersamaan dengan rencana penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah serentak diprakirakan dapat menopang prospek pertumbuhan ekonomi," katanya dalam konferensi video, di Jakarta, Kamis (19/3/2020).