Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Rencana PSBB Total Membuat Pengusaha Resah: 'Kebijakan Ini Berat Tapi Harus Kita Terima dan Dukung'

Sarman Simanjorang menilai kebijakan PSSB total yang diambil Pemprov DKI Jakarta akan membuat ekonomi ibu kota kembali stagnan.

Editor: Dewi Agustina
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Ilustrasi: Suasana masih sepi Kota Tua saat liburan 1 Muharam atau Tahun Baru Islam di Jalan Kali Besar, Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (20/8/2020). Para wisatawan yang hendak berlibur masih belum bisa karena semenjak pademik Covid-19 hingga PSBB transisi masih tertutup untuk wisatawan atau pengunjung. (Wartakota/Henry Lopulalan) 

Menyoal itu pula, pihak PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta belum dapat menginformasikan penyesuaian jadwal dengan PSBB total tersebut.

"Iya memang ada rencana untuk menyesuaikan. Tapi kami belum dapat informasikan sekarang," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin.

Jakarta Darurat Wabah Covid-19, Anies Tarik Rem dan Terapkan PSBB Seperti Awal Pandemi
Jakarta Darurat Wabah Covid-19, Anies Tarik Rem dan Terapkan PSBB Seperti Awal Pandemi (Tangkap layar channel YouTube PEMPROV DKI JAKARTA)

Sebab, kata dia, pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Namun, Kamal memastikan pihaknya akan menginformasikan ihwal penyesuaian jadwal MRT Jakarta selama PSBB totol di Ibu Kota.

"Karena masih berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan," jelas Kamal.

"Tapi kami akan informasikan hal ini tentunya sebelum Senin mendatang," kata Kamal.

Jemput Bola

Rencana Pemprov DKI memberlakukan PSBB ketat alias total membuat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang makanan harus putar otak.

Selain tak boleh lagi melayani pembeli makan di tempat, mereka juga kehilangan pembeli karena perkantoran tak lagi aktif atau memberlakukan kerja dari rumah.

Pemilik Ayam Geprek Jameela, Ocha Jameela mengatakan pihaknya menyiasati PSBB dengan mengusung gerobak gowes agar bisa menjaring pembeli.

"Kami berpikir bagaimana cara mempunyai penghasilan yang pada saat PSBB agar tetap berjalan. Gerobak gowes itu adalah solusinya," kata Ocha di Pulogadung, Jakarta Timur.

Menurutnya gerobak gowes jadi solusi karena bisa menyasar warga di permukiman, pembeli pun bisa bersantap di rumah sesuai protokol kesehatan.

Baca: Jubir PKPI: Keputusan PSBB di DKI Bukan Soal Istana atau Balai Kota, Tapi Tentang Keselamatan

Pasalnya bila harus tidak berjualan karena PSBB para pelaku UMKM dipastikan 'mati' karena pemasukan mereka per harinya tergantung hasil dagang.

"Sehingga tidak ada perkumpulan pembeli, juga tidak ada yang namanya kumpul nongkrong. Karena sistem kita gowes dan kita yang melayani mereka," ujarnya.

Perihal bantuan Rp 2,4 juta bagi pelaku UMKM yang diberikan pemerintah, Ocha menuturkan bantuan bakal terdistribusikan ke para mitra Ayam Geprek Jameela.

Warga yang hendak berdagang difasilitasi gerobak Ayam Geprek Jameela lengkap dengan bumbu, bahan makanan dengan sistem bagi hasil Rp 20 ribu per hari.

"Karena jika kita tidak mempunyai kreativitas dan inovasi dalam urusan nafkah untuk keluarga maka kita semua akan sangat menyedihkan," tuturnya.(Tribun Network/bim/nas/van/wly)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan