Sabtu, 23 Agustus 2025

Pengusaha Bus Sumatera Minta Pemerintah Serius Lakukan Penegakan Hukum

“Ada beberapa persoalan yang menonjol selama 3 minggu perjalanan kami mengunjungi sejumlah PO bus di Sumatera," ujar Kurnia Lesani Adnan, host Perpalz

Editor: Choirul Arifin
Instagram Perpalz TV
Bincang tim Perpalz TV dengan owner PO Putra Pelangi Perkasa saat menyambangi Kota Medan, 31 Maret 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjalanan roadshow tim PerpalZ TV selama tiga pekan dari Jakarta menuju Lampung hingga ke Pekanbaru dan Medan menyambangi sejumlah pengusaha transportasi di Sumatera mendapati banyak temuan menarik.

Temuan-temuan yang didapat dalam kegiatan #PerpalZGoestoSumatra tersebut meminta keseriusan Pemerintah dalam melakukan pembenahan dan penegakan hukum di lapangan demi kelangsungan bisnis transportasi darat di wilayah ini.

“Ada beberapa persoalan yang menonjol selama 3 minggu perjalanan kami mengunjungi sejumlah PO bus di Sumatera," ujar Kurnia Lesani Adnan, host Perpalz TV.

Misalnya, kondisi infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan bahan bakar solar, dahan pohon dan kabel listrik atau telpon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus, mobil plat hitam yang mengangkut penumpang umum, hingga kesiapan daerah dalam mengembangkan pariwisatanya.

"Namun persoalan yang terbesar adalah penegakan hukum untuk transportasi darat,” kata ujarnya, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Kisah PO NPM, Perusahaan Otobus Tertua di Sumatera Barat, Beroperasi Sejak Zaman Penjajah Belanda

Sani menjelaskan, penegakkan hukum di transportasi darat diperlukan karena di lapangan banyak beroperasi mobil berplat hitam yang mengangkut penumpang umum. Selain itu, banyak juga bus daerah lain yang beroperasi di wilayah-wilayah Sumatra.

Ngobrol bus2
Bincang tim Perpalz TV dengan owner PO Medan Jaya saat menyambangi Kota Medan, 29 Maret 2021.

“Kalau kita lihat di terminal-terminal, banyak beroperasi bus berplat dari provinsi yang bukan dari Sumatra misalnya bus dari Jawa. Bus-bus itu melayani trayek di Sumatra, bukan trayek di tempat asalnya,” kata Sani.

Baca juga: Hino Luncurkan Chassis Bus R260 AS dengan Air Suspension, Harga Ritel Rp 951 Juta

Ada juga perusahaan-perusahaan otobus yang sudah lama tidak terdengar, tiba-tiba muncul lagi dengan armada yang kondisi dan plat daerahnya beragam.

Baca juga: Pandemi Juga Memukul Bisnis Transportasi PO Gumarang Jaya dan Puspa Jaya Lampung

Walaupun pemerintah melarang masyarakat melakukan pergerakan, orang tetap bergerak dengan menggunakan angkutan lain yakni mobil plat hitam. Masyarakat menggunakan plat hitam agar tidak dirazia petugas.

Baca juga: Pengemudi Bus Masih Hadapi Kelangkaan Solar di Lintas Sumatera, Sampai-sampai Harus Bawa Jerigen

“Kondisi seperti ini mengancam kelangsungan bisnis angkutan bus. PO yang diketahui sudah lama tidak aktif, tiba-tiba menggunakan bus dari Jawa untuk beroperasi di Sumatra. Lalu muncul lagi layanan travel yang menggunakan mobil MPV,” jelas Sani.

Masalah lain yang ditemui adalah infrastruktur jalan yang rusak, seperti jalan nasional Medan-Siantar-Parapat, padahal pariwisata di Parapat Sumatra Utara ini sangat bagus, begitu juga jalan dari Bangko Jambi ke Padang.

Jalan rusak juga terjadi di jalan tol yang baru berumur satu tahun. Jalan yang terbuat dari beton itu terlihat pecah dan patah, seperti di jalan tol di Mesuji perbatasan Lampung menuju Sumatera Selatan.

Keterbatasan bio solar terjadi di sejumlah daerah seperti di SPBU rest area tol Lampung, di sejumlah SPBU arah ke Padang.

Ihwal kabel listik/telpon dan pohon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus dan menyebabkan kabel putus juga terjadi di hampir setiap daerah yang dilalui, mulai dari Lampung sampai Medan.

Dia mengatakan, semua persoalan yang ditemukan di lapangan ini akan bisa diselesaikan apabila semua pemangku kepentingan duduk bersama.

"Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Daerah, Kepolisian, dan semua pihak terkait menyelesaikan semua masalah ini bersama tanpa ada yang saling tunjuk," ujar pria yang juga dirut PT Digital Oto Media ini.

Dia bersyukur, road show yang ke Sumatera kali ini mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah dan para pengusaha bus. Bahkan, sambutan hangat dia dapatkan dari kepala daerah seperti yang dia temukan saat mampir ke Padang Panjang, oleh walikotanya timnya disuguhi tarian tradisional Tari Piring.

“Mereka senang karena apa yang mereka miliki bisa tereksplor dan terekspos secara luas. Para pengusaha juga bisa bertemu langsung dengan perwakilan dari PT ExxonMobil Lubricants Indonesia selaku produsen oli mobil (Mobil Delvac). Kedua pihak bisa saling melakukan penjajakan bisnis lebih jauh,” ujarnya.

Dia juga mendapati di sejumlah perusahaan otobus (PO), tampuk kepemimpinan perusahaan sudah banyak yang mulai beralih ke generasi penerus yang lebih muda.  \

“Bisnis layanan bus memang merupakan bisnis keluarga, dan sekarang sudah diturunkan ke generasi ke dua. Meski dijalankan oleh keluarga, bisnis layanan bus harus dikelola secara profesional,” ujarnya.

Dia menegaskan, profesionalisme harus dijalankan karena bisnis bus menyangkut pelayanan.

Perjalanan yang ditempuh bus dalam mengantarkan penumpang cukup lama, bisa lebih dari 24 jam, membuat kualitas pelayanan menjadi sangat penting.

“Hanya dengan profesionalisme, pelayanan akan baik. Dan konsumen pun akan loyal. Dengan feeling yang sudah tumbuh dari keluarga, membuat bisnis layanan bus bisa berkembang maju,” ujarnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan