Golkar: Pemulihan Ekonomi Sudah Berada di Jalur Tepat
Kodisi itu menggambarkan bahwa program pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 berada di jalur yang benar.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Ia mencatat, realisasi belanja negara di semester I-2021, mencapai Rp 1.170,1 triliun, atau 42,5 persen dari APBN 2021.
"Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan realisasi semester l tahun 2020 yang mencapai Rp1.069,7 triliun. Artinya, kinerja belanja negara kita positif di semester I-2021," tuturnya.
Meski demikian, Muhidin berharap, kinerja belanja Pemerintah masih perlu ditingkatkan di semster selanjutnya untuk mendukung berbagai program terutama penanganan kesehatan dampak pandemi, pelaksanaan vaksinasi, bantuan usaha mikro, dan bantuan sosial.
Kinerja belanja pemerintah pusat pada semester II-2021, sangat dipengaruhi keberhasilan pelaksanaan Program Ekonomi Nasional (PEN), dan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur.
Strategi fiskal yang bersifat ekspansif konsolidatif dalam menjalankan kebijakan countercyclical dalam APBN 2021 membuat realisasi pertumbuhan belanja negara lebih tinggi dibandingkan pendapatan negara, sehingga menyebabkan realisasi defisit pada semester I-2021. Bertumbuh jika dibandingkan periode sama pada 2020.
Sementara defisit anggaran di semester I-2021, kata Muhidin berada di kisaran 1,72 persen terhadap PDB, Memang lebih tinggi ketimbang semester I-2020 yang mencapai 1,67 persen terhadap PDB.
Strategi ini, harus didukung dengan kebijakan pembiayaan anggaran yang fleksibel, prudent, dan efisien untuk menjaga kesinambungan makro fiskal dan komposisi portofolio utang secara optimal.
Pemerintah perlu mengoptimalkan sumber pembiayaan yang efisien dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan defisit dan investasi Pemerintah, termasuk pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk mengurangi penerbitan utang baru di tahun 2021.
Sedangan pencapaian dan realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) katanya sudah berjalan baik. Di mana realisasi PEN Semester I tahun 2021 sudah menunjukkan kinerja yang cepat yaitu Rp 252,3 triliun, atau 36,1 persen dari pagunya sebesar Rp 699,4 triliun.
“Beberapa kluster yang perlu didorong untuk lebih bekerja lebih optimal adalah Klaster kesehatan yang baru mencapai serapan sebesar Rp 47,7 triliun (24,6 persen) dan Klaster dukungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan korporasi dengan serapan sebesar Rp 51,3 triliun (29,8 persen). Dengan kinerja lebih baik, pencapaian PEN hingga akhir tahun 2021 akan bisa lebih optimal dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” paparnya.
Ia pun mengingatkan, bahwa pemulihan kehidupan masyarakat akan sangat tergantung dari disiplin dan konsistensi seluruh komponen bangsa.
“Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan pasien sedang berat, Pemerintah harus memastikan ketersediaan tempat tidur di ruang perawatan (Bed occupancy rate) terpenuhi dan juga tabung oksigen. Semoga kita bisa keluar dari krisis dan kehidupan kita bisa segera pulih,” pungkasnya.