Sektor Usaha Kehutanan Mulai Rebound Sejak Kuartal III 2020
Sektor usaha kehutanan tetap memberikan peran penting terhadap perekonomian Indonesia meski turut terdampak pandemi.
Penulis:
Larasati Dyah Utami
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Sektor usaha kehutanan tetap memberikan peran penting terhadap perekonomian Indonesia meski turut terdampak pandemi.
Sektor ini berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, baik pada sektor hulu dan sektor hilir kehutanan.
Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono mengatakan tantangan terkini di sektor kehutanan adalah upaya menjaga iklim usaha agar tetap kondusif.
“Kinerja usaha kehutanan sejak awal triwulan III di Juli 2020 secara perlahan telah mengalami rebound hingga akhir Tahun 2020," kata Bambang Hendroyono di Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengelolaan Hutan Lestari di Yogyakarta, Kamis (30/9/2021).
Menurutnya hal ini tidak terlepas dari relaksasi kebijakan fiskal yang diterapkan Pemerintah.
Selain itu, melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pemerintah juga telah memberikan kemudahan berinvestasi di sektor kehutanan.
Baca juga: KLHK Kerja Sama Percepatan Program Perhutanan Sosial dengan Jerman
Antara lain kemudahan dalam redesain usaha kehutanan guna mengoptimalkan sumber daya hutan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, hasil dari upaya ini mulai dirasakan di 2021. Laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan di kuartal II seperti tercatat di BPS tumbuh positif sebesar 12,93 persen.
Baca juga: Di Pidato PBB, Jokowi Sebut Keberhasilan Indonesia Turunkan Kebakaran Hutan
Hal ini juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 sebesar 3,31 persen atau sebesar 7,07 persen year on year.
Dia menambahkan, tantangan pembangunan kehutanan ke depan lainnya adalah dengan masuknya era ketidakpastian. Saat ini terdapat pergeseran model bisnis dari era analog ke era digital.
"Era digital yang dekat dengan Internet of Thing (IoT) menuntut adanya adaptasi oleh sektor usaha kehutanan, sehingga akan memudahkan proses bisnis bagi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan," kata Bambang.
Baca juga: KLHK Minta Setop Penambangan Emas Tanpa Izin di Sulawesi Utara
Mengantisipasi hal itu, KLHK meluncurkan sebuah dashboard yang akan berfungsi sebagai Cockpit Indikator pengawasan dan pengendalian pengelolaan hutan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Agus Justianto menjelaskan, dashboard ini merupakan output dari Sistem Informasi PHL.
"Dashboard menampung semua data dan informasi, mulai dari potensi hutan,rencana pengelolaan dan pemanfaatan, produksi dan peredaran hasil hutan, iuran kehutanan, penggunaan bahan baku oleh industri kehutanan, sampai devisa dan produk pada negara-negara tujuan ekspor," ujar Agus.