Rabu, 3 September 2025

Pimpinan Komisi VI DPR Dukung Antam Selesaikan Proyek Strategis Nasional

Pimpinan Komisi VI DPR RI menyatakan dukungan terhadap PT Aneka Tambang (Antam) dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
TRIBUN/HO
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Komisi VI DPR RI menyatakan dukungan terhadap PT Aneka Tambang (Antam) dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional.

Alasannya, sejumlah proyek strategis nasional PT Antam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pembangunan negeri ini.

"Antam harus menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional yang masih memiliki beberapa kendala. Kami siap memberikan dukungan kepada Antam supaya progres dari proyek-proyek strategis nasional bisa lebih baik ke depan," kata Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Update Harga Emas Antam Senin 13 Desember 2021, Stagnan di Angka Rp930.000 per Gramnya

Seperti diketahui, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memiliki beberapa proyek strategis nasional, di antaranya adalah hilirisasi nikel melalui proyek pembangunan smelter feronikel di Halmahera Timur.

Smelter feronikel Haltim line-1 yang dibangun Antam memiliki kapasitas sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

Selain itu, saat ini Antam sebagai anak usaha holding pertambangan BUMN atau Mining Indonesia Industry (MIND ID) berkolaborasi dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ketiganya membentuk holding Indonesia Battery untuk mengembangkan fasilitas produksi dan pengolahan baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Baca juga: Senin Pagi, Harga Emas Antam Bertahan di Level Rp 930.000 Per Gram

Komisi VI DPR melihat besarnya proyek-proyek tersebut perlu mendapatkan dukungan, baik dari DPR maupun pihak-pihak lain.

Menurut Martin, dukungan itu sangat penting, mengingat bahwa progres proyek-proyek strategis nasional Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum masih lambat. Hal itu setidaknya dapat dilihat dari masih lambatnya BUMN dalam melakukan investasi yang berdampak pada rendahnya profit bagi negara.

"Jadi menurut kami harus ada QPI (Quality Performance Indicators atau indikator kinerja kualitas) yang terkait dengan Return on Invested Capital ya. Jadi bukan hanya sekarang profitnya bisa dilaporkan tinggi, tapi sebenarnya masih kurang agresif melakukan investasi," ungkapnya.

"Padahal misalnya di proyek-proyek tersebut sudah membutuhkan progres yang lebih cepat, apalagi kalau ada proyek strategis nasional," jelas politikus Partai Nasdem tersebut.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa Komisi VI DPR RI ingin melihat BUMN, termasuk Antam tidak sekedar mempertahankan besarnya keuntungan. Tapi juga mestinya keuntungan-keuntungan tersebut bisa dioptimalkan lagi.

"Agar keuntungan lebih optimum, misalnya dengan menjadikan sebagian dari keuntungan itu sebagai invested capital," tandasnya.

Dukungan serupa juga diungkapkan Pimpinan Komisi VI lainnya Muhammad Haikal. Ia mendukung PT Antam dapat meningkatkan cadangan deposit yang menurutnya masih minim. Selain itu, ia juga berharap perusahaan pelat merah tersebut dapat menambah izin usaha pertambangan.

"Kita berharap PT Antam bisa meningkatkan cadangan baik itu melalui eksplorasi yang lebih masif ataupun juga dengan penambahan IUP," kata politikus Partai Gerindra itu.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan