IHSG Diprediksi Bisa Sampai 7.200 Pada Akhir Tahun, Berikut Penjelasan Analis
Semakin terkendalinya pandemi Covid-19 berbarengan dengan pemulihan ekonomi membuat para pelaku pasar saham
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Semakin terkendalinya pandemi Covid-19 berbarengan dengan pemulihan ekonomi membuat para pelaku pasar saham sangat optimis pada 2022 ini.
Bahkan mereka memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menembus level 7.000-an hingga tutup tahun ini.
IHSG hingga akhir tahun nanti, diperkirakan paling tinggi bisa tembus 7.200.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo memprediksi, dengan skenario moderat IHSG bisa berada di kisaran 6.800 di akhir tahun 2022. Sedangkan dengan skenario optimistis, ia meramal IHSG akan berada di level 7.200.
Baca juga: IHSG Sesi I Hari Ini Ditutup Menguat ke 6.692, Investor Asing Borong Saham Tiga Bank Ini
Menurutnya ada sejumlah sentimen yang bakal mewarnai pergerakan IHSG pada tahun ini. Selain dari pemulihan ekonomi dalam negeri, ia bilang kondisi ekspor yang diproyeksikan masih baik juga bakal jadi sentiment positif.
“Sentimen positif lainnya ada reformasi struktural yang berlanjut, pendapatan negara berpotensi naik, dan logistik semakin murah dengan adanya pembangunan infrastruktur,” papar Wisnu pada Kontan.co.id, Selasa (4/1).
Tak hanya itu, Wisnu melihat saham-saham blue chip yang masih lagging juga akan mendorong penguatan IHSG tahun ini.
Misalnya saja saham ICBP, kemudian ada ASII, BBCA, dan CPIN. Menurut Wisnu saham-saham tersebut memiliki potensi penguatan untuk IHSG seiring dengan optimisme pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Melemah, Berikut Saham-saham yang Direkomendasikan
Sementara itu, ada sejumlah sentiment yang bisa menghambat pergerakan IHSG meliputi potensi mutasi Covid-19, tekanan inflasi global, potensi krisis energi, potensi pengetatan kebijakan moneter global, dan potensi efek jalar dari gagal bayar Evergrande dan kesulitan keuangan industri properti China.
Wisnu menambahkan, beberapa sektor yang menarik seiring pemulihan ekonomi yang semakin membaik ada sektor perbankan, telekomunikasi, sektor otomotif, dan consumer health.
Pertumbuhan investor
Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.
"Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017," ujar Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat konferensi pers, ditulis Jumat (31/12/2021).
Adapun secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada 2021 ditopang oleh kalangan Milenial atau kelahiran 1981 hingga 1996 dan gen Z kelahiran 1997 hingga 2012.
"Gen Z atau rentang usia di bawah 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru (per November 2021)," kata Inarno.
Baca juga: Bergejolak, IHSG Rabu Ditutup di Zona Hijau, Naik ke level 6.600, Berikut Prediksi Esok Pagi
Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel ini turut berdampak terhadap dominasi terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya 48,4 persen.
Inarno menambahkan, peningkatan jumlah investor juga merupakan hasil dari upaya BEI dan stakeholders dalam melakukan sosialisasi, edukasi, serta literasi kepada masyarakat.
"Hingga 29 Desember 2021, di seluruh Indonesia telah berlangsung 10.117 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 1,2 juta orang. Dari seluruh kegiatan tersebut, lebih dari 97 persen kegiatan dilakukan secara daring, begitu juga aktivitas sosialisasi kepada para stakeholders lainnya," pungkasnya.
Meski jumlah investor meningkat pesat, sayangnya pelaku bursa diduga mulai menggunakan influencer artis kini jadi perbincangan.
Pihak BEI pun memberi tanggapan kelebihan dan kekurangannya bagi publik.
Influencer adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain karena kapasitas yang dimilikinya.
Biasanya tokoh yang dikenal luas, kalau di media sosial, biasanya memiliki follower yang banyak.
Terbaru adalah artis serba sukses Raffi Ahmad dan musisi kondang Ari Lasso.
Keduanya diduga menjadi influencer untuk saham saham MCAS.
Terkait hal itu Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, pihak bursa sejatinya menyambut positif tokoh publik yang menjadi influencer saham.
Namun, dia mengingatkan para influencer itu akan tanggung jawab moral terhadap para follower.
Baca juga: Prediksi IHSG pada Selasa Besok, Berikut Saham-saham yang Perlu Diperhatikan
"Kami juga mengingatkan potensi tuntutan hukum dari para follower apabila ada yang merasa dikecewakan," terang Laksono, Selasa (5/1/2021).
Oleh sebab itu, BEI akan mengajak influencer untuk berdiskusi terkait hal tersebut.
Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menanggapi terkait dugaan oknum influencer yang memberikan opini demi mendorong atau pom-pom harga saham tertentu.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sektor pasar modal pada dasarnya tidak terlepas situasi global dan suku bunga di dalam negeri.
"Nah ini kebetulan kalau di 2021 seluruh dunia mengalami hal yang sama. Jadi ibarat kalau kita me-leverage (mengungkit), di-leverage ke mana? Semuanya mengalami hal yang sama dalam proses transisi untuk pemulihan," ujarnya dalam acara virtual, Selasa (26/1/2021).
Karena itu, Wimboh menjelaskan, kalau pasar modal di Indonesia mengandalkan sentimen positif dalam negeri untuk menggerakan harga saham dan ini mungkin atau sah-sah saja. (Trbunnews.com/Yanuar R Yovanda/Kontan/Ika Puspitasari)