Selasa, 19 Agustus 2025

Tekanan Eksternal Kembali Dorong Rupiah Melemah ke Level Rp 14.845 Per Dolar AS

pukul 09.10 WIB, rupiah melemah tipis ke posisi Rp 14.845 dari posisi penutup perdagangan kemarin Rp 14.840 per dolar AS.

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Jumat (24/6/2022) pukul 09.10 WIB, rupiah melemah tipis ke posisi Rp 14.845 dari posisi penutup perdagangan kemarin Rp 14.840 per dolar AS. 

"Untuk Turki, mereka mengalami penurunan dari mata uang lokalnya," kata Sri Mulyani. 

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengingatkan bahwa pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Fed melalui kenaikan suku bunga dipastikan belum selesai. 

"Ini akan menjadi satu tren yang harus kita waspadai karena hasil rapat The Fed itu kebijakannya akan cenderung makin ketat. Jadi, ini belum merupakan penyesuaian (suku bunga) yang terakhir," pungkasnya.

BI Akui Rupiah Sudah Melemah 4,14 Persen dari Posisi Akhir 2021

Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah tepantau melemah. Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah sampai dengan 22 Juni 2022 mengalami depresiasi sekitar 4,14 persen year to date (ytd), bila dibandingkan dengan level akhir 2021.

“Depresiasi tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (23/6) via video conference.

Perry mengklaim pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.

Hal ini mendorong depresiasi rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan negara sebaya, seperti India yang terdepresiasi 5,17 persen , Malaysia terdepresiasi 5,44 persen , serta Thailand yang terdepresiasi 5,84 persen.

Ke depan, Perry akan terus mencermati perkembangan nilai tukar rupiah dan akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya.

Namun, Perry meyakini mata uang Garuda ini akan terus kuat seiring dengan kondisi neraca pembayaran (NPI) yang surplus sehingga pasokan valas memadai serta kecukupan cadangan devisa sebagai bantalan rupiah.

Baca juga: Rupiah Menguat Tipis Usai Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan

'“Dengan upaya tersebut diharapkan rupiah tetap stabil dan mendukung pengendalian inflasi dengan mempertahankan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental,” tandas Perry Warjiyo.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan