Jumat, 5 September 2025

Resesi Ekonomi

Hadapi Ancaman Resesi, Kemenkop UKM Siapkan Tiga Program untuk Koperasi dan UMKM

Melakukan penguatan hilirisasi dari produk-produk UMKM yang berbasis pada bahan baku keunggulan daerah.

HO
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan M. Riza Damanik. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) memiliki program utama bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) menghadapi ancaman resesi global.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan M. Riza Damanik mengatakan pihaknya memiliki tiga program utama.

Pertama, mendorong pengembangan koperasi dan UMKM di sektor riil.

"KUMKM sektor riil, khususnya sektor pangan, pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan menjadi unggulan domestik kita ke depan," kata Riza dikutip dari keterangannya, Senin (23/1/2023).

Baca juga: Buka Gerak Kreatif UMKM HIPWI FKPPI, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Pemberdayaan UMKM

Ia membuktikan bagaimana UMKM memiliki daya tahan dan mampu menyerap lapangan kerja di tengah pandemi.

Riza percaya optimilisasi pasar domestik menjadi kunci menghadapi ancaman resesi global.

Kedua, fokus Kemenkop UKM adalah menguatkan ekosistem kemitraan usaha.

"Kemitraan akan terus kami kembangkan, di antaranya menghubungkan para pelaku UMKM, petani, atau nelayan," ujar Riza.

Upaya penghubungan itu dapat dilakukan melalui pemberian akses tehadap input produksi, peningkatan kapasitas, serta akses pembiayaan maupun pasar.

Ketiga, memperkuat hilirisasi dari produk-produk UMKM yang berbasis pada bahan baku keunggulan daerah.

"Salah satunya melalui pembangunan Rumah Produksi Bersama di beberapa daerah," kata Riza.

Ia mencontohkan pembangunan Rumah Produksi Bersama di Sulawesi Utara yang telah dibangun sejak 2022.

Rumah Produksi Bersama tersebut dibuat agar mampu melakukan hilirisasi komoditi kelapa supaya para petani tidak hanya menjual kelapa utuh ke pasar. Tapi, bisa mengolahnya sehingga mendapat nilai yang lebih baik.

"Sabut kelapa, tempurungnya, daging kelapa, hingga air kelapa, semua memiliki nilai tinggi. Model bisnisnya juga kita lengkapi dengan kemitraan rantai pasok untuk memastikan tiap-tiap produk turunan tersebut terserap," ujar Riza.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan