Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Investor Asing Mulai Hati-hati Imbas Demo, 4 Hari Jual Saham di Pasar Modal Mencapai Rp5,28 triliun
Investor mulai berhati-hati karena narasi tentang ketahanan Indonesia di tengah ketidakpastian global kini melemah.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investor asing di pasar modal dalam waktu empat hari, sejak Senin (1/9/2025) hingga Kamis (4/9/2025), melakukan aksi jual saham senilai Rp5,28 triliun.
Tercatat pada perdagangan Kamis (4/9/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,23 persen ke posisi 7.867,34.
Sepanjang perdagangan hari itu, investor asing terpantau mencatatkan net sell (jual bersih) senilai Rp 304,83 miliar di seluruh pasar.
Sehingga dalam sepekan terakhir atau 4 hari, net sell asing telah menembus Rp 5,28 triliun.
Baca juga: OJK Imbau Investor Bijak Berinvestasi, Tak Berdasarkan Rumor
Berdasarkan data RTI, investor asing paling banyak menjual saham Bank BCA (BBCA) dengan net sell senilai Rp 4,1 triliun dalam lima hari terakhir.
Net sell asing juga terjadi di saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 1,2 triliun.
Masih di periode yang sama, investor asing juga menjual saham ADRO, KLBF dan BREN dengan net sell masing-masing sebesar Rp 269,7 miliar, Rp 205,4 miliar dan Rp 171,9 miliar.
Pada saat tensi sosial politik memanas di 29 Agustus 2025, IHSG tersungkur 1,53%.
Tekanan berlanjut pada awal September atau tepatnya 1 September 2025, di mana IHSG turun 1,21%.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, investor mulai berhati-hati karena narasi tentang ketahanan Indonesia di tengah ketidakpastian global kini melemah.
Selain itu, data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 5,12% YoY di kuartal II-2025 turut mengejutkan banyak ekonom dan menimbulkan keraguan atas transparansi dan keandalan data pemerintah.
“Jika PDB Indonesia di Kuartal III-2025 mencapai 4,8% sampai dengan 5%, ini bisa membuat kepercayaan investor terhadap BPS bisa semakin menurun,” ujarnya dikutip dari Kontan, Jumat (5/9/2025).
Kerugian Imbas Demo
Prasasti Center for Policy Studies melakukan pencatatan atas peristiwa terkait kebijakan publik di Indonesia, termasuk rangkaian demonstrasi akhir Agustus lalu.
“Kami merekam peristiwa penting dengan tujuan agar dapat menjadi pijakan kebijakan publik di masa depan. Baik untuk menyelesaikan masalah, maupun untuk menghindarkan kita pada permasalahan yang sama,” ujar Nila Marita, Executive Director Prasasti.
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Serikat Ojol Minta Bantuan Publik Kawal Proses Hukum Kematian Affan dan Dandi |
---|
Dosen Udayana Ingatkan TNI-Polri Harus dalam Garis Komando yang Solid dan Jelas |
---|
Aksi Kamisan: Represi Terhadap Pembela HAM Makin Masif dan Sistematis |
---|
Fakta Terbakarnya 4 Demonstran imbas Bakar Ban di DPRD SBT: Aparat sempat Cegah, 2 Korban Luka Parah |
---|
Amnesty Indonesia Desak Pembentukan Tim Independen Usut Tudingan Makar dalam Gelombang Demonstrasi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.