Daftar Negara yang Paling Terpukul Jika Harga Minyak Sentuh 100 Dolar AS Per Barel
Pemangkasan produksi minyak oleh negara-negara OPEC+ diperkirakan dapat membawa harga minyak mencapai 100 dolar AS per barel.
Penulis:
Nur Febriana Trinugraheni
Editor:
Choirul Arifin
“Meskipun mereka masih mendapat untung dari potongan harga gas Rusia, mereka sudah dirugikan oleh harga batu bara dan gas yang tinggi,” ujar Gloystein.
“Jika minyak naik lebih jauh, bahkan minyak mentah Rusia yang didiskon akan mulai mengganggu pertumbuhan India,” imbuhnya.
Jepang
Minyak adalah sumber energi paling signifikan di Jepang, dan menyumbang sekitar 40 persen dari total pasokan energinya.
“Tidak memiliki produksi dalam negeri yang menonjol, Jepang sangat bergantung pada impor minyak mentah, dengan antara 80 persen hingga 90 persen berasal dari kawasan Timur Tengah,” kata Badan Energi Internasional.
Korea Selatan
Begitu juga bagi Korea Selatan, minyak merupakan bagian terbesar dari kebutuhan energinya, menurut perusahaan riset independen Enerdata.
“Korea Selatan dan Italia lebih dari 75 persen bergantung pada minyak impor,” kata Molchanov.
Dampak Kenaikan Harga Minyak pada Ekonomi Negara Berkembang
Beberapa pasar negara berkembang yang "tidak memiliki kemampuan mata uang asing untuk mendukung impor bahan bakar ini", akan terkena dampak negatif dari harga minyak 100 dolar AS, kata Molchanov.
Ia menyebut Argentina, Turki, Afrika Selatan, dan Pakistan sebagai negara-negara yang berpotensi terkena dampaknya.
Sri Lanka, yang tidak memproduksi minyak di dalam negeri dan 100 persen bergantung pada impor, juga sangat rentan terhadap dampak yang lebih parah, tambahnya.
“Negara-negara dengan mata uang asing paling sedikit dan importir akan paling terpukul karena harga minyak dalam dolar AS,” kata pendiri Energy Aspects, Amrita Sen, yang menambahkan biaya impor akan naik lebih jauh lagi jika greenback menguat.
Baca juga: Dibayangi Sanksi Rusia, Harga Minyak Dunia Pekan Ini Melonjak 8 Persen
Namun, kata Molchanov, untuk sementara harga 100 dolar AS per barel kemungkinan tidak bertahan lama dan "tidak permanen".
“Begitu minyak mentah mencapai $100 per barel dan bertahan di sana sebentar, itu mendorong produsen untuk benar-benar meningkatkan produksi lagi,” ungkap Gloystein.
Sementara itu, menurut Gloystein Eropa dan China juga akan terkena dampak kenaikan harga minyak.
Namun, paparan yang diterima China sedikit berkurang karena produksi minyak dalam negerinya.
Sementara Eropa secara keseluruhan bergantung pada nuklir, batu bara, dan gas alam daripada bahan bakar fosil dalam bauran energi primer mereka.
Harga Minyak Brent Melompat ke Level Tertinggi dalam 5 Bulan Pasca Serangan AS ke Fordow |
![]() |
---|
Harga Minyak Dunia Diprediksi Melonjak, Bisa Tembus Rp 2,1 Juta per Barel Imbas AS Ikut Serang Iran |
![]() |
---|
Ada Perang Iran-Israel, Pemerintah Diminta Mitigasi Lonjakan Harga Minyak, Segera Modernisasi Kilang |
![]() |
---|
Harga Emas Diprediksi Melejit Tinggi Pasca Serangan Militer AS ke Situs Nuklir Iran |
![]() |
---|
Perang Israel-Iran Bikin Harga Minyak Melejit, Ini 10 Negara Produsen Terbesar Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.