Selasa, 12 Agustus 2025

Rupiah Tembus Rp 16.000, Menko Airlangga: Tidak Ada yang Perlu Dikhawatirkan

Airlangga Hartarto, mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang melemah beberapa waktu belakangan tidak perlu dikhawatirkan

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Nilai tukar rupiah menguat 0,25 persen ke level Rp 16.179 per dolar AS di penutupan pasar spot, Kamis (18/4/2024). 

Penguatan rupiah hari ini sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia.

Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar lebih dari 1 persen, peso Filipina menguat 0,3 persen.

Disusul, ringgit Malaysia menguat 0,3 persen dan dolar Singapura menguat 0,1 persen.

Indeks dolar hari ini Kamis (18/4/2024) bergerak melemah pada level 1804.24.

Pengamat Pasar Uang Lukman Leong menilai rupiah menguat di tengah sentimen risk on di pasar ekuitas dan koreksi profit taking pada dolar AS.

Baca juga: Makin Ambruk, Sore Ini Nilai Tukar Rupiah di Level Rp16.220 per Dolar AS

Menurutnya, penguatan mata uang garuda juga dipengaruhi penantian pasar terhadap intervensi bank sentral.

“Rupiah menguat didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga BI pada pertemuan 24 April mendatang,” tutur Lukman.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menururkan hari ini indeks dolar AS melemah karena para pedagang menilai prospek suku bunga AS setelah komentar dari pejabat Federal Reserve.

Menurutnya, hal ini memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.

“Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps, dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran, CME FedWatch Tool menunjukkan,” ucap Ibrahim.

Para pedagang sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni.

Namun serangkaian data termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan penolakan dari para bankir bank sentral telah mengubah ekspektasi tersebut.

Dua Sisi

Pabrikan otomotif terbesar di Indonesia, yakni PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melihat melemahnya rupiah terhadap dolar dari dua sisi.

Wakil Direktur Utama TMMIN Bob Azam, mengatakan nilai tukar rupiah yang terus melemah akan berdampak pada suplai komponen yang masih didatangkan dari luar negeri.

"Rupiah melemah pasti akan berdampak terhadap beberapa komponen yang masih impor," tutur Bob.

Walau begitu, kondisi tersebut juga bisa membawa dampak positif bagi perusahaan yang berorientasi pada ekspor.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan