Selasa, 9 September 2025

Harga Emas Dunia Pecah Rekor, Tembus 2.621 Dolar AS Pasca Pelonggaran Moneter The Fed

Harga emas di perdagangan pasar dunia kembali mencetak rekor baru, melonjak tajam hingga 2.621 dolar AS per troy ons, Minggu (22/9/2024).

International Banker
Harga emas di perdagangan pasar dunia kembali mencetak rekor baru, melonjak tajam hingga 2.621 dolar AS per troy ons, Minggu (22/9/2024). 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas di perdagangan pasar dunia kembali mencetak rekor baru, melonjak tajam hingga 2.621 dolar AS per troy ons, Minggu (22/9/2024).

Mengutip dari Bloomberg,terjadi kenaikan harga 1,33 persen dari hari sebelumnya dan menjadi rekor harga tertinggi sepanjang masa menandai posisi All Time High (ATH).

Mengekor kenaikan harga  emas dunia, emas Antam juga ikut terkerek naik hingga dibanderol Rp 1.455.000 per gram. Melonjak Rp 12.000 dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam bertengger dikisaran Rp 1.295.000 per gram. Naik Rp 10.000 dari posisi kemarin, lalu diikuti lonjakan harga perak yang naik 0,26 persen menuju level 31,505 dolar AS per troy ons.

Pergerakan positif ini terjadi tepat setelah investor merespon pelonggaran moneter yang dilakukan the Fed, dengan mengakhiri era suku bunga tinggi lewat pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen 

Pemangkasan ini jadi kali pertama sejak Maret 2020 tepatnya empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Pemangkasan 50 bps lebih besar bila dibandingkan ekspektasi pasar yang mematok pelonggaran di kisaran 25 bps, mencerminkan upaya The Fed untuk mencapai soft landing yang telah lama ia upayakan.

Pelonggaran suku bunga secara tidak langsung  membuat   nilai dolar  terpangkas tajam, alhasil aset berisiko seperti emas akan dipandang menarik bagi investor.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 20 September 2024: Meroket, Jadi Rp 1.443.000

 Terlebih, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Sehingga memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

“Sepertinya harga emas masih akan bergerak ke atas. Dolar AS melemah, suku bunga bergerak turun, dan ada ketidakpastian geopolitik. Ini semua membuat emas menjadi atraktif bagi investor,” kata Matt Miskin dari John Hancock Investment Management, dikutip dari Bloomberg News.

Prospek Emas di Tahun 2025

Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa naik di kisaran 2.700 dolar AS per troy ons pada awal tahun depan.

Sementara Citigroup memproyeksikan harga emas bisa melesat 3.000 dolar AS per troy ons pada pertengahan 2025.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan