BCA Syariah Targetkan 5-10 Persen Pembiayaan Konsumer tahun 2025 untuk Mobil Listrik
Pembiayaan kendaraan listrik melalui Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) iB BCA Syariah mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 33 persen
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembiayaan kendaraan listrik melalui Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) iB BCA Syariah mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 33 persen pada 2024, lebih tinggi dibandingkan pembiayaan kendaraan konvensional yang hanya tumbuh 23 persen.
Kepala Satuan Kerja Bisnis Retail dan Konsumen BCA Syariah, Bukit Mas Siahaan, mengungkapkan tahun 2025 ini menargetkan 5-10 persen dari total pembiayaan konsumer kami pada 2025 akan dialokasikan untuk mobil listrik.
Baca juga: BCA Syariah Cetak Laba Bersih Rp89,4 Miliar di Semester I 2024
"Ini adalah langkah nyata BCA Syariah dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan dan prinsip syariah," katanya saat ujar Bukit dalam talk show mini Studio BCA Expoversary 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang belum lama ini.
Bukit meyakini minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan akan semakin meningkat.
Apalagi generasi milenial, yang saat ini berada di usia produktif, menjadi penggerak utama tren ini dengan kontribusi 55 persen sementara Gen X menyumbang 37 persen dan melihat potensi besar dari Gen Z yang mulai tertarik dengan mobil listrik.
.
"Kami siap mendukung penjualan mobil listrik melalui pembiayaan yang mudah dan sesuai syariah dan kami telah menjalin kerja sama dengan 71 dealer dan showroom mobil listrik di seluruh Indonesia," kata Bukit.
Baca juga: Naik 30,8 Persen, BCA Syariah Bukukan Laba Rp 153,8 Miliar di 2023
Ke depan, tantangan utama adalah meningkatkan literasi masyarakat tentang manfaat mobil listrik dan pembiayaan syariah agar lebih banyak orang yang memahami dan berpartisipasi dalam adopsi kendaraan ramah lingkungan.
Menurut dia, tren peningkatan penjualan mobil listrik dipicu pemberian berbagai insentif dari Pemerintah Indonesia untuk mendukung adopsi mobil listrik.
"Beberapa kebijakan yang diterapkan yakni pengurangan PPN hingga 1 persen untuk kendaraan listrik, bebas biaya masuk untuk komponen baterai, yang merupakan komponen utama dalam kendaraan listrik,' katanya.
Kemudian pengembangan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) guna meningkatkan kemudahan pengisian daya di berbagai wilayah.
Menurut Bukit, kebijakan ini menjadi peluang besar bagi industri otomotif dan lembaga keuangan untuk turut berkontribusi dalam mempercepat adopsi mobil listrik di Indonesia.
Tren Global dan Domestik Mobil Listrik
Dikatakannya, tren mobil listrik kini tidak hanya menjadi perhatian global, tetapi juga semakin berkembang di Indonesia.
Dalam empat tahun terakhir, penjualan mobil listrik dunia meningkat hampir 47%, dengan China sebagai produsen terbesar yang menguasai hampir 50% pasar kendaraan listrik global.
Di Indonesia sendiri, penjualan mobil listrik juga menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Dari hanya 673 unit pada 2021, jumlah ini melonjak menjadi lebih dari 43.000 unit pada 2024.
Kemenperin Pastikan Tagih Produsen Mobil Listrik agar Produksi Lokal Mulai 1 Januari 2026 |
![]() |
---|
Permintaan Gaikindo ke Pemerintah: Jangan Korbankan Lapangan Kerja Jika Dorong Transisi ICE ke EV |
![]() |
---|
Kemenperin Ultimatum Produsen Mobil Listrik di 2026 Penuhi TKDN 40 Persen |
![]() |
---|
Update Insentif Motor Listrik, Masih Dibahas Antar-Kementerian |
![]() |
---|
Volume Impor Mobil Listrik Melonjak, Kredibilitas Insentif Pemerintah Dipertanyakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.