Mamnich, UMKM Solo yang Mengangkat Budaya Lewat Tas Etnik
konsep utama produk Mamnich adalah menggabungkan unsur etnik dengan desain modern, sehingga kain tradisional dapat lebih dikenal dan diminati.
Editor:
Andra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM - Mamnich adalah sebuah usaha yang lahir di tahun 2020 sebagai respons terhadap kondisi pandemi.
Bermula dari skala kecil, bisnis ini didirikan dengan tujuan membantu masyarakat sekitar di tengah keterbatasan pasokan masker.
Usaha ini berbasis di Kedungtungkul RT 03/07, Mojosongo Jebres, Surakarta.
Pada masa awal pandemi, banyak wilayah mengalami kelangkaan masker, termasuk Solo, yang saat itu belum mendapatkan distribusi masker dari pemerintah.
Melihat kondisi ini, Mamnich pun memulai produksinya dengan masker sebagai produk pertama.
Awalnya, Mamnich dikelola seorang diri oleh Fransiska, yang menangani seluruh proses produksi hingga pengiriman masker ke berbagai sekolah di sekitar Solo.
Seiring waktu, usaha ini berkembang dan mulai melibatkan warga sekitar yang memiliki keterampilan menjahit untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Dari Masker ke Tas Etnik Berkonsep Modern

Ketika pandemi mulai mereda, Mamnich memperluas lini produknya dengan membuat tas sekolah.
Dengan bertambahnya permintaan, jumlah tenaga kerja pun meningkat, memperkuat posisi Mamnich sebagai usaha berbasis komunitas.
Dalam upaya memperkenalkan brand mereka, Mamnich bergabung dengan berbagai komunitas di Solo dan mengikuti pelatihan untuk mengembangkan produk.
Dari sini, mereka mulai menghadirkan sentuhan budaya lokal dengan mengangkat kain tradisional seperti batik, tenun, dan lurik sebagai identitas khas mereka.
Mamnich juga mendapat dukungan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta, yang membantu mereka memperluas pasar dan meningkatkan jumlah pesanan dari berbagai daerah.
Puncaknya, di tahun 2023, Mamnich dipercaya untuk memproduksi tas dalam acara Hari UMKM Nasional di Solo.
Tak berhenti di situ, pada tahun 2024, mereka kembali mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan lebih dari seribu tas untuk perhelatan Hari Dekranas di Makunegara.
Menurut Fransiska, konsep utama produk Mamnich adalah menggabungkan unsur etnik dengan desain modern, sehingga kain tradisional dapat lebih dikenal dan diminati oleh berbagai kalangan, termasuk anak muda.
Proses Kreatif dan Pengolahan Produk Mamnich
Terinspirasi oleh kecintaan terhadap kekayaan budaya Indonesia, Mamnich ingin mengolah kain tradisional seperti batik, tenun, dan lurik menjadi produk yang lebih relevan di era modern.
Salah satu bentuk inovasi mereka adalah memadukan kain tradisional dengan bahan lain seperti kanvas dan goni, menghasilkan tas yang tidak hanya unik, tetapi juga fungsional.
Dalam proses produksinya, Mamnich bekerja sama dengan pengrajin tenun untuk mendapatkan bahan baku berkualitas.
Setelah itu, kain tersebut dikombinasikan dengan material lain untuk menciptakan desain yang menarik serta tetap mempertahankan nilai budaya.
Setiap tas dirancang dengan mempertimbangkan tren fashion dan kebutuhan pasar, termasuk tas untuk anak muda, tas laptop, dan berbagai model fungsional lainnya.
"Kami selalu mengikuti perkembangan tren dan mendengarkan masukan pelanggan agar produk yang kami buat sesuai dengan kebutuhan mereka," ungkap Fransiska. Selain itu, kualitas jahitan dan detail desain menjadi prioritas utama dalam setiap produk Mamnich.
Mamnich juga menerima pesanan custom yang memungkinkan pelanggan memilih desain sesuai preferensi mereka.
Meski tetap berpegang pada unsur etnik, mereka terbuka untuk kolaborasi dalam menciptakan produk yang unik dan personal.
Strategi Pemasaran
Dalam hal pemasaran, Mamnich mengandalkan dua strategi utama, yakni offline dan online. Untuk pemasaran offline, mereka aktif mengikuti berbagai pameran dan event di dalam maupun luar kota, salah satunya Inacraft di Jakarta.
Dalam event tersebut, Mamnich menampilkan koleksi tas etnik dengan warna cerah yang menarik perhatian.
Sementara itu, untuk pemasaran online, mereka memanfaatkan platform seperti Instagram dan Shopee.
Namun, karena harga produk mereka lebih tinggi dibandingkan barang produksi massal di e-commerce, mereka lebih berfokus pada penjualan offline.
Meski demikian, mereka tetap berencana untuk mengembangkan pemasaran digital agar produk mereka dapat menjangkau lebih banyak pelanggan di luar Solo.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Seperti usaha lainnya, Mamnich menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah perubahan kebijakan pemerintah yang berdampak pada anggaran pengadaan produk dari sektor kedinasan.
Namun, mereka terus berinovasi dengan menciptakan produk yang tidak hanya mengandalkan kain tradisional, tetapi juga mengikuti perkembangan tren pasar.
Di masa depan, Mamnich berencana menghadirkan koleksi tas yang lebih sederhana, berkualitas tinggi, dan tetap terjangkau, sehingga semakin banyak orang dapat menikmati produk kerajinan lokal.
Dengan terus menjaga kreativitas, kualitas, dan semangat inovasi, Mamnich berharap dapat semakin berkembang serta memberikan dampak positif bagi komunitas pengrajin lokal dan UMKM di sekitarnya. (*)
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
TLENIK Arts, UMKM Fashion Asal Solo yang Menghidupkan Lurik dengan Sentuhan Kreatif |
![]() |
---|
Bangun Kolaborasi Positif, Bea Cukai Bandung Sambangi Dua Perusahaan Garmen |
![]() |
---|
Jawa Banget, UMKM Kreatif yang Lestarikan Budaya Lewat Kerajinan Bernuansa Aksara Jawa |
![]() |
---|
70+ Ucapan Selamat Hari Bhayangkara ke-79 untuk Polri, Berisi Doa dan Harapan |
![]() |
---|
55 Pantun HUT ke-498 Jakarta, Cocok Jadi Caption dan Dibagikan ke Media Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.