Tupperware Resmi Pamit dari Pasar Indonesia Setelah 33 Tahun Eksis
Tupperware menjadi bagian dari dapur dan meja makan keluarga Indonesia dan juga dikenal sebagai wadah bekal ke sekolah anak-anak Indonesia.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Produk peralatan rumah tangga Tupperware resmi pamit dari pasar Indonesia setelah 33 tahun eksis terutama di kalangan ibu rumah tangga.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Tupperware Brands Corporation melalui postingan di akun Instagram @tupperwareid pada 11 April 2025.
Dalam postingan tersebut Tupperware Indonesia mengumumkan bahwa perusahaan resmi menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025, setelah sejak era 1990-an Tupperware menjadi bagian dari dapur dan meja makan keluarga Indonesia.
Tupperware juga dikenal sebagai wadah bekal ke sekolah anak-anak Indonesia.
Selain di pasar Indonesia, penutupan operasional ini dilakukan hampir di seluruh pasar internasional. Perusahaan menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari upaya pemulihan finansial, memungkinkan perusahaan untuk keluar dari kebangkrutan.
Perusahaan produsen alat makan itu pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, konsumen dan pihak Executive Director serta Sales Force dalam perjalanan bisnis mereka.
“33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia.” ujar @tupperwareid.
Tupperware Dilanda Kebangkrutan
Adapun penutupan operasional dilakukan Tupperware setelah perusahaan gagal menghadapi persaingan ketat dari pesaing baru seperti Rubbermaid, OXO, migle atau Corkcicle.
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya pergeseran preferensi konsumen ke arah wadah kaca, serangkaian masalah itu kemudian membuat perusahaan gagal menarik pelanggan yang lebih muda dan Tupperware mulai kehilangan pangsa pasar.
Baca juga: Sejarah Tupperware Indonesia yang Tutup Operasional Setelah 33 Tahun Berdiri
Imbas masalah tersebut, selama 2022 perusahaan melaporkan kerugian dari operasi sebesar 28,4 juta dolar AS turun dari sekitar 152,2 juta. Sehingga penjualan bersih tahun lalu hanya dapat mencatatkan keuntungan 1,31 miliar dolar AS.
Kerugian yang membengkak signifikan lantas membuat utang perusahaan membengkak mencapai 10 miliar dolar AS.
Membebani kelangsungan operasional perusahaan hingga Tupperware terpaksa mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Bab 11 di Amerika Serikat.
Perusahaan menjual aset-asetnya guna melunasi utang dan merestrukturisasi bisnis, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca juga: Tupperware di Ambang Kebangkrutan, Saham Makin Anjlok
Setelah melewati proses panjang, hakim kepailitan AS menyetujui usulan Tupperware Brands Corporation untuk menjual asetnya kepada pemberi pinjaman. Dengan demikian, perusahaan dapat keluar dari kebangkrutan, sedangkan sebagian besar operasinya masih utuh.
Sejarah Tupperware Indonesia yang Tutup Operasional Setelah 33 Tahun Berdiri |
![]() |
---|
Ketua Serikat Buruh Sritex Sebut Eks Karyawan Belum Terima THR, Tunggu Ada Investor Baru |
![]() |
---|
Daftar Gurita Bisnis Keluarga Lukminto yang Tersisa setelah Sritex Gulung Tikar |
![]() |
---|
Sritex Bangkrut, DPR Desak Permendag 8/2024 Direvisi, Disebut Jadi Penyebab Industri Tekstil Kolaps |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.