Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Efek Perang Dagang, IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,8 Persen
Buntut tarif impor Trump IMF memangkas pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang dipatok 3,3 persen
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Di mana JPMorgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group Inc sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan resesi di AS yang telah meningkat.
"Dampak jangka panjang dari tarif ini, jika terus diberlakukan, akan bersifat negatif bagi semua kawasan sama seperti dampak jangka pendeknya," kata Gourinchas.
Pasar Saham Ditinggal Investor
Merespons pemangkasan proyeksi yang dilakukan IMF, investor global berbondong-bondong angkat kaki dari Wall Street, bursa saham AS.
Dari pantauan hasil survei terbaru Bank of America terhadap para manajer investasi global, menunjukkan bahwa 73 persen investor global mulai mengurangi kucuran duit mereka di AS lantaran keistimewaan AS telah mencapai puncaknya,
Kaburnya para investor juga tampak dari hasil survei terbaru American Association of Individual Investor.
Hasil poling menunjukkan selama delapan minggu terakhir, lebih dari 50 persen responsden bersikap pesimis terhadap pasar saham AS.
Mengindikasikan bahwa sentimen investor sedang negatif secara konsisten dalam jangka waktu cukup panjang.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan 15 tahun terakhir, di mana saat itu pasar saham AS menjadi standar emas. dengan S&P 500 terus mengungguli indeks-indeks saham di Eropa dan Asia.
Namun munculnya karena munculnya DeepSeek sebagai pesaing ChatGPT, serta prospek pertumbuhan yang lebih besar di Eropa menarik perhatian investor.
Ditambah dengan adanya perang dagang akibat tarif impor Trump tahun ini S&P 500 turun 10 persen, berada di jalur untuk bulan terburuknya sejak 2022.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.