Grab dan GoTo
Soal Rencana Merger Grab dan Goto, Ini Respons Pengemudi Ojek Online
Merger Grab-GoTo dinilai dapat mempersempit ruang gerak para pengemudi online karena berkurangnya kompetitor di pasar.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Ojol Nasional (KON) turut memperhatikan adanya rencana merger aplikasi transportasi online, Grab Holdings Limited dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Koalisi Ojol Nasional (KON) yang mewakili aspirasi para mitra pengemudi ojek online menilai aksi korporasi tersebut berpotensi merugikan pengemudi dan mendesak pemerintah segera turun tangan.
Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto menyampaikan, merger Grab-GoTo dapat mempersempit ruang gerak para pengemudi online karena berkurangnya kompetitor di pasar.
Baca juga: Beredar Kabar Bakal Diakuisisi Grab, Ini Kata Manajemen GoTo
Akibatnya, mitra pengemudi terancam kehilangan daya tawar dalam sistem pemberian order maupun penentuan tarif.
“KON mendesak pemerintah hadir sebagai regulator dan pengawas untuk menyelamatkan bisnis transportasi online dari dominasi yang berpotensi merugikan mitra pengemudi,” tegas Andi dikutip dari Kontan, Minggu (11/5/2025).
Jika akuisisi benar-benar terjadi, kata Andi, kesejahteraan pengemudi ojek dan taksi online akan semakin tertekan.
Bahkan, ia memperingatkan potensi ledakan pengangguran akibat konsolidasi bisnis yang berujung pada efisiensi besar-besaran.
“Minimnya kompetitor membuat mitra kehilangan pilihan platform dan berpotensi memicu sistem kerja yang lebih ketat dan tidak berpihak pada pekerja,” ujarnya.
Rencana akuisisi GoTo oleh Grab sendiri semakin santer diberitakan. Reuters sebelumnya melaporkan bahwa kesepakatan bisa rampung pada kuartal II-2025.
Dalam proses ini, sejumlah kalangan menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah untuk memastikan kepentingan nasional tetap terjaga.
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Rencana Merger Grab-GoTo Picu Kekhawatiran Pengemudi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.