PMI Manufaktur dan Jasa India Ungguli Negara Maju di Seluruh Dunia
Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan jasa India mengungguli negara-negara maju di seluruh dunia
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan jasa India mengungguli negara-negara maju di seluruh dunia, menurut laporan yang dirilis oleh J.P. Morgan.
Dalam data tersebut, PMI manufaktur India pada April 2025 meraih angka 58,2 poin, sedangkan PMI jasa berada pada angka 58,7 poin.
Angka-angka ini merupakan angka tertinggi di antara pasar negara maju dan berkembang.
Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Melorot, Pelaku Industri RI Tunggu Kebijakan Baru Prabowo
Dibandingkan dengan negara-negara ekonomi besar lainnya, India tampil jauh lebih baik, dilansir dari Economic Times.
Misalnya, PMI manufaktur China yang menurut Markit berada di angka 50,4 poin dan Biro Statistik Nasional (NBS) 49 poin pada bulan April.
Meskipun angka-angka ini menunjukkan pertumbuhan moderat, angka-angka tersebut masih jauh di bawah capaian PMI India.
Di sektor jasa, China juga tertinggal dari India. PMI jasa China menurut Markit berada di angka 50,7 poin, sedangkan angka resmi NBS adalah 50,1 poin.
Baca juga: PMI Manufaktur RI di April 2025 Merosot, Industri Otomotif Sudah Prediksi Sejak Awal
Angka-angka ini cukup bagus, tetapi sekali lagi jauh di bawah India yang sebesar 58,7 poin, yang menunjukkan bahwa sektor jasa India tumbuh jauh lebih cepat sepanjang April 2025.
Negara-negara ekonomi besar lainnya seperti Amerika Serikat, Zona Eropa, Inggris dan Jepang menunjukkan sinyal yang beragam.
PMI manufaktur Amerika menurut ISM terkontraksi di angka 48,7 poin dan PMI jasanya 51,6 poin, menunjukkan pertumbuhan yang lambat atau bahkan kontraksi dalam jasa.
Kawasan Eropa terus berjuang, dengan PMI manufaktur bulan April di angka 49 poin dan jasa di angka 50,1 poin.
Di Prancis dan Inggris termasuk yang terlemah, dengan PMI manufaktur di angka 48,7 poin dan 45,4 poin. Sementara PMI jasa Prancis di angka 47,3 poin, sedangkan Inggris 49 poin, keduanya dalam fase kontraksi.
Baca juga: Ini Kata Asosiasi Pertekstilan Indonesia Soal PMI Manufaktur RI di April 2025 Merosot
Untuk Indonesia sendiri, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia April 2025 masuk ke fase kontraksi ke angka 46,7 poin, menurut laporan S&P Global.
Singkatnya, data PMI global terbaru menunjukkan bahwa India saat ini memimpin dunia dalam pertumbuhan manufaktur dan jasa.
Hal ini mencerminkan permintaan domestik yang kuat, optimisme bisnis dan momentum ekonomi secara keseluruhan.
Sebagai tambahan, PMI merupakan indikator penting kesehatan ekonomi di sektor manufaktur dan jasa suatu negara.
PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Angka-angka yang kuat di India menandakan bahwa ekonomi negara itu terus tumbuh dengan kecepatan yang stabil.
10 Negara Penghasil Produk Akuakultur Tertinggi di Dunia, Indonesia Kalah dari China dan India |
![]() |
---|
Gas di Pabrik Farmasi Maharashtra India Bocor Menewaskan 4 Orang dan Dua Kritis |
![]() |
---|
Tantang Trump, India Pamer Rudal Nuklir Agni-5 Jelang Kenaikan Tarif Impor AS |
![]() |
---|
Setelah 32 Sekolah, Kini Dua Sekolah Lagi di Delhi India Terima Ancaman Bom |
![]() |
---|
10 Negara Paling Doyan Impor Senjata Terbanyak di Dunia: Nomor Satu Ukraina Sejak Digempur Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.