Libatkan Juri Singapura, ATI Gelar Kompetisi Teh di Yogyakarta, Ini Para Pemenangnya
Asosiasi Teh Indonesia (ATI) menggelar kompetisi teh nasional bertajuk National Tea Competition 2025 di Jogja Expo Center, Yogyakarta.
Editor:
Choirul Arifin
“Kami semua terkejut ketika melihat hasil akhirnya. Teh dari PalmCo unggul di berbagai aspek kualitas."
"Dari enam kategori yang dimenangkan, lima diantaranya berasal dari satu Pabrik Tobasari dan satu lagi dari Butong. Ini menunjukkan standar mutu yang tidak main-main,” ungkap Dede.
Dede mengaku mendapat informasi bahwa komoditas teh PTPN IV PalmCo berhasil membukukan laba setelah hampir 30 tahun tidak memberikan kontribusi finansial positif bagi Perusahaan.
“Ini luar biasa. Saya dapat kabar bahwa teh PalmCo akhirnya mencetak laba. Hampir tiga dekade teh BUMN tidak untung, dan kini bisa berbalik arah. Itu artinya manajemen telah mengambil langkah yang tepat,” kata dia.
Teh Hitam Gunung Dempo Juga Raih Juara
National Tea Competition 2025 di Yogyakarta juga mengganjar penghargaan kepada teh dari kebun teh Gunung Dempo, Sumatera Selatan, sebagai juara di kontes ini.
Teh Hijau Panning Gunung Dempo dari Pabrik Teh Gunung Dempo yang dikelola oleh PTPN I Regional 7 Kebun Pagar Alam, Sumatera Selatan, dinobatkan sebagai juara kedua.
Baca juga: Segelas Teh dan Keakraban, Prabowo Subianto Bertemu Megawati untuk Bahas Masa Depan Indonesia
Sementara Teh Hitam CTC Gunung Dempo meraih peringkat ketiga di pengumuman penyerahan penghargaan ke pemenang, Kamis (22/5/2025), di Jogja Expo Center.
SEVP Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso mengatakan, partisipasi dalam berbagai kompetisi nasional merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas teh yang dihasilkan.

Menurutnya, ajang seperti ini tidak hanya penting untuk meraih prestasi, tetapi juga menjadi sarana untuk berjejaring serta mengukur daya saing dalam ekosistem industri teh yang terus berkembang.
“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Dua penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan sinergi seluruh tim di Pabrik Teh Gunung Dempo," kata Wiyoso dikutip Tribun Lampung.
"Pengakuan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar keunggulan yang telah diraih,” ungkap Wiyoso.
Menurut dia, pencapaian ini semakin menegaskan posisi Teh Gunung Dempo sebagai salah satu produsen teh terbaik di Indonesia.
Luasan Kebun Berkurang, Indonesia Turun Peringkat
Mengutip Kontan, menurut Asosiasi Teh Indonesia (ATI) selama 15 tahun terakhir industri teh di dalam negeri mengalami penurunan, baik dari segi luas areal dan produksinya.
Luas kebun teh turun dari 140.000 hekare (ha) menjadi 90.0000 ha. Kondisi itu terjadi akibat kenaikan impor dan penurunan ekspor teh.
Produksi teh di Indonesia juga turun dari 40.000 ton per tahun dari sebelumnya rata-rata 70.000 ton pertahun.
Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia turun peringkat dari tiga besar penghasil teh di dunia menjadi posisi ketujuh.
Laporan Reporter: Endra Zulkarnain | Sebagian artikel ini dikutip dari Kontan dan Tribun Lampung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.