Jumat, 5 September 2025

Bukukan Pendapatan Rp 120,1 Miliar, Ini Langkah Emiten LFLO Hadapi Dinamika Geopolitik

Imago Mulia Persada Tbk (LFLO) membukukan pendapatan sepanjang 2024 sebesar Rp120,1 miliar, tumbuh 49 persen

Editor: Sanusi
HO
RAPAT PEMEGANG SAHAM - PT Imago Mulia Persada Tbk (LFLO) membukukan laba bersih sepanjang 2024 meningkat hingga 76,47 persen mencapai Rp15,5 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Imago Mulia Persada Tbk (LFLO) membukukan pendapatan sepanjang 2024 sebesar Rp120,1 miliar, tumbuh 49 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kemudian, laba bersih meningkat hingga 76,47 persen mencapai Rp15,5 miliar, dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) seluruh keuntungan tersebut ditetapkan sebagai laba ditahan demi mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Baca juga: Optimistis Cetak Laba, Emiten Perhotelan Ini Genjot Pendapatan dari Proyek Kertajati Umrah Park

Direktur Utama Imago Mulia Persada, Erlangga Ksatria, mengatakan, meskipun kondisi pasar disebut tidak mudah, manajemen tetap percaya masih banyak peluang yang bisa ditangkap. 

Ia menyebut, strategi tidak diarahkan pada efisiensi struktural seperti pengurangan sumber daya manusia, tetapi lebih kepada peningkatan kapasitas tim internal. 

“Kita tingkatkan know-how dan knowledge. Jadi bukan soal memangkas, tapi meningkatkan produktivitas,” ujar Erlangga dikutip Selasa (24/6/2025).

Baca juga: Emiten HBAT Raup Laba Rp8,47 Miliar, Ini Strategi Ekspansi di 2025

Perusahaan yang membawahi dua unit bisnis utama, Laflo dan PITA ini terus memperluas portofolio brand internasional dan lokal.  Laflo dikenal sebagai pionir penyedia furniture desainer Italia di Indonesia, dengan brand seperti B&B Italia, Maxalto, dan Flos. 

Sementara PITA menjadi platform distribusi HC28, Camerich, Otazen, hingga produk berkelanjutan seperti Bell Living Lab.

Meski belum merambah pasar ekspor, perusahaan menyadari dinamika global seperti konflik geopolitik dan ketegangan dagang memengaruhi harga dan rantai pasok. 

Baca juga: Emiten SBMA Bagikan Dividen Rp 3,71 Miliar, Berikut Jadwalnya

“Pasti mempengaruhi. Harga jadi lebih mahal, lalu supply chain jadi lebih lama,” kata Erlangga.

Namun hal itu diantisipasi dengan diversifikasi sumber pasokan. Tidak hanya dari Italia, perusahaan kini menggandeng pemasok dari Jepang, China, Amerika Serikat, Australia, bahkan lokal dari Indonesia. 

“Kita harus balance. Jangan nyaman di comfort zone. Setiap krisis adalah momentum reset,” tegas Erlangga.

Dalam RUPST, pemegang saham juga menetapkan auditor independen untuk tahun buku 2025 serta menyetujui perubahan susunan manajemen. 

Adapun arah strategis perusahaan difokuskan pada tiga pilar yakni keberlanjutan, demokrasi desain, dan kepercayaan pelanggan. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan