Jumat, 22 Agustus 2025

Christopher Lawrence Bailey, Membangun YAVA Dengan Hati

Christopher Lawrence Bailey (CB)- CEO YAVA adalah pemimpin yang tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga berfokus untuk memberikan dampak positif.

|
Istimewa
SOSOK INSPIRATIF - Christopher Lawrence Bailey (CB)- CEO YAVA, seorang pemimpin yang tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan dampak positif bagi manusia dan lingkungan. Perjalanan profesionalnya dibentuk oleh kecintaannya pada makanan sehat, gaya hidup aktif, serta dorongan kuat untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif. 

TRIBUNNEWS.COM - Di balik setiap merek yang tumbuh, ada kisah tentang passion, visi, dan tekad untuk menciptakan perbedaan. Kisah ini tercermin jelas dalam perjalanan Christopher Lawrence Bailey (CB)- CEO YAVA, seorang pemimpin yang tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan dampak positif bagi manusia dan lingkungan. Perjalanan profesionalnya dibentuk oleh kecintaannya pada makanan sehat, gaya hidup aktif, serta dorongan kuat untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif.

Sejak kecil, makanan adalah bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Dibesarkan oleh ibu dan nenek seorang guru memasak, serta memiliki latar belakang sebagai atlet sepeda profesional, kecintaannya pada makanan lezat dan sehat mengalir alami. Namun, ketertarikan ini tak berhenti di dapur atau lintasan balap. 

Seiring waktu, CB menyadari panggilan yang lebih besar dan memecahkan tantangan sosial dan lingkungan melalui pendekatan bisnis. Bagi CB panggilan akrabnya, “Menciptakan dampak positif harus menjadi bagian utama dari pekerjaan saya, bukan sekadar aktivitas tambahan," sebuah prinsip yang telah ia jalani selama lebih dari 25 tahun.

Sebelum memimpin YAVA, CB adalah sosok di balik pertumbuhan pesat bisnis camilan daging alami di Vermont, Amerika Serikat. Dimulai hanya dengan 8 karyawan dan distribusi lokal, CB berhasil mengembangkan perusahaan tersebut menjadi pelopor dalam kategori camilan daging alami, dengan lebih dari 70 karyawan dan jangkauan distribusi nasional. Pengalaman tersebut, termasuk pengantaran produk langsung ke toko-toko dan berinteraksi dengan konsumen, memberinya kepuasan terbesar dalam membangun tim yang solid dan melihat produk dihargai oleh ribuan pelanggan.

YAVA: Lahir dari Kebutuhan, Tumbuh dengan Tujuan

YAVA sendiri lahir dari misi kemanusiaan yang kuat untuk menjawab permasalahan sosial terkait lapangan kerja dan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam Indonesia. Lebih dari itu, YAVA didirikan untuk menjadi solusi atas berbagai tantangan—baik bagi para karyawan, petani pemasok, maupun konsumen.

Pada tahun 2011, seorang relawan kesehatan di Bali Timur menyaksikan kontras antara keindahan alam yang luar biasa dan permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh rendahnya pendapatan serta minimnya akses informasi. Pohon jambu mete, kelapa, dan pisang tumbuh melimpah, namun hasilnya hanya dijual mentah dan diproses di luar desa. Dari situ muncul sebuah ide sederhana: jika makanan lezat ini bisa diolah langsung di Desa Ban, maka pendapatan masyarakat akan meningkat dan kesehatan desa pun akan membaik. Maka, pada tahun 2012, di sebuah gudang kecil dengan beberapa karung jambu mete, YAVA resmi didirikan.

Saat ini, lebih dari 500 orang bekerja di pabrik YAVA di Desa Ban, menyalurkan miliaran rupiah ke dalam perekonomian lokal, dan bahkan telah memperluas operasinya ke Oka, Flores Timur. Dari sebuah gudang kecil yang awalnya hanya mengolah jambu mete untuk wisatawan, YAVA tumbuh pesat hingga mampu mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia dan 15 negara lainnya. Kini, YAVA tetap mempertahankan semangat kewirausahaan, namun dengan tingkat kematangan dan profesionalisme yang semakin tinggi. Beberapa pencapaian penting YAVA antara lain adalah keberhasilan mempertahankan sertifikasi internasional BRC Grade ‘A’, peningkatan upah kompetitif setiap tahun, serta ekspansi distribusi ke lebih dari 25.000 toko, menjadikannya pemimpin pasar dalam kategori granola di Indonesia.

Dampak Nyata dan Pelajaran Berharga

YAVA menjawab dua permasalahan besar di Indonesia. Pertama, YAVA menghilangkan dilema bagi konsumen yang selama ini harus memilih antara makanan yang “lezat ATAU sehat.” Dengan YAVA, pilihan tersebut tidak lagi diperlukan—kini, konsumen bisa menikmati makanan yang lezat DAN sehat sekaligus. Kedua, YAVA turut mengatasi minimnya lapangan pekerjaan layak di wilayah timur Indonesia. Dengan membeli langsung buah, kacang, dan nektar lontar dari para petani di desa dan mengolahnya di lokasi yang sama, YAVA tidak hanya menciptakan pasar bagi para petani, tetapi juga membuka lapangan kerja berkualitas bagi warga setempat sekaligus mengembangkan keterampilan mereka.

Melihat ke depan dalam 5–10 tahun ke depan, industri makanan akan semakin menekankan gaya hidup sehat tanpa mengorbankan cita rasa—dan YAVA bersiap untuk menjadi pemimpin di sektor makanan sehat ini. YAVA akan terus mendengarkan kebutuhan dan aspirasi konsumen, menjadi sumber informasi terpercaya seputar gaya hidup sehat, serta membangun sumber bahan baku yang beragam untuk mengurangi risiko terkait perubahan iklim. Keseimbangan antara profitabilitas dan keberlanjutan menjadi inti dari model bisnis YAVA, memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Bagi YAVA, misi perusahaan tertanam dalam setiap produk yang dihadirkan sehingga menarik bagi konsumen sekaligus mendukung margin yang sehat untuk perusahaan. Selain itu, YAVA tidak pernah berkompromi terhadap hal-hal fundamental seperti upah yang adil dan bisnis berkelanjutan. Bahkan, limbah kulit jambu mete pun dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk mengurangi jejak energi, mencerminkan komitmen YAVA untuk terus menjadi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Di YAVA, CB terus mendorong pengembangan produk dengan penguatan pendekatan yang berfokus pada mendengarkan konsumen, memahami kebiasaan, prioritas, dan preferensi mereka secara mendalam. CB juga ingin YAVA menjadi sumber inspirasi untuk gaya hidup sehat yang menyenangkan, serta menjadi referensi terpercaya dalam menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang ringan dan menghibur seperti yang kini dilakukan salah satunya  melalui kanal YouTube YAVA. Inisiatif penting lainnya adalah membangun sumber pasokan bahan baku yang beragam dan tersebar secara geografis untuk meminimalkan risiko akibat perubahan iklim maupun gangguan lainnya di masa depan.

Gaya kepemimpinannya berpusat pada hal-hal mendasar: 

CB memainkan peran sentral dalam membentuk YAVA, bukan hanya sebagai merek, tetapi sebagai sebuah gerakan. Ia berkomitmen kuat untuk membangun budaya kerja yang berlandaskan nilai-nilai, dengan fokus pada kebiasaan unggul, pembelajaran berkelanjutan, dan pola pikir tim berkinerja tinggi. Di bawah kepemimpinannya, budaya YAVA dirancang secara sengaja melalui 20 perilaku konkret yang dikelompokkan dalam lima tema utama bernama SMILE, yang menjadi panduan setiap anggota tim dalam belajar, berkolaborasi, dan merayakan keberhasilan. YAVA bukan sekadar tempat bekerja, melainkan lingkungan bertumbuh yang inklusif secara sosial, menuntut secara profesional, dan memperhatikan kehidupan pribadi yang menghargai hasil maupun usaha.

CB memiliki peran strategis dalam merancang model bisnis YAVA yang dikenal sebagai “farmer-to-table within one village”. Strategi ini secara langsung menanggapi tantangan sosial dan lingkungan di wilayah pedesaan Indonesia, khususnya di Bali Timur dan Flores Timur. Dengan mengolah bahan baku lokal di desa asalnya, YAVA menciptakan akses pasar baru bagi petani serta membuka lapangan kerja lokal, terutama bagi perempuan dan dilengkapi dengan pelatihan serta pengembangan karier yang berkelanjutan. Fasilitas YAVA di Plant Bali mencerminkan komitmen ini, tidak hanya sebagai tempat produksi, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan komunitas. Di dalamnya terdapat toko khusus staf dan prasekolah pemenang penghargaan, yang menjadi bagian integral dari ekosistem perusahaan. Pendekatan ini mencerminkan keyakinan CB bahwa mendukung masyarakat sekitar merupakan bagian penting dari infrastruktur bisnis yang berkelanjutan. Menurutnya, “When the distance from tree to bag is only a few kilometers, the flavor is always better,” yang mengisyaratkan bahwa dengan hal ini YAVA tidak hanya menciptakan kualitas rasa yang lebih baik, tetapi juga memperkuat dampak sosial dan ekonomi di tingkat lokal.

CB melihat tanggung jawab perusahaan bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi merupakan keputusan etis yang menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk investor, karyawan, lingkungan sekitar, dan konsumen. YAVA dibangun sebagai perusahaan impact-driven, dengan indikator kinerja utama (KPI) untuk misi sosial yang dilaporkan secara transparan dalam Annual Mission Report setiap tahunnya. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi CB sebagai CEO adalah membangun tim di Desa Ban, di mana sebagian besar anggota tim belum memiliki pengalaman kerja di lingkungan korporasi. Solusi yang diterapkannya adalah membentuk tim leader yang awalnya hanya satu orang menjadi delapan orang melalui proses rekrutmen yang menyeluruh. Di saat yang sama, CB tetap berkomitmen untuk mengembangkan talenta internal di pabrik Desa Ban, tanpa merekrut leader dari eksternal dan hasilnya ini menjadi sebuah pendekatan yang mencerminkan dedikasi terhadap pemberdayaan lokal dan pembangunan kapasitas jangka panjang.

Selain itu, CB juga membagikan salah satu keputusan paling berdampak yang mengubah arah perusahaan secara signifikan yang pernah diambilnya adalah mengganti seluruh resep produk dari gula tebu menjadi gula lontar. Keputusan ini yang mengantarkan YAVA untuk menghadirkan produk dengan indeks glikemik rendah (Low-GI) di seluruh lini produknya, memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk YAVA tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis.

Lebih dari sekadar manfaat kesehatan, langkah ini menciptakan permintaan baru terhadap gula nektar lontar, yang menghasilkan tambahan pendapatan miliaran rupiah bagi para petani kecil. Keputusan strategis ini memperkuat keterkaitan antara misi sosial, operasional bisnis, dan nilai nyata yang dirasakan konsumen. Beberapa contoh sebelumnya merupakan sebuah wujud nyata dari pendekatan YAVA sebagai perusahaan yang menggabungkan dampak dan profitabilitas secara berkelanjutan.

Sebagai CEO, CB memandang kepemimpinan layaknya seorang pelari maraton, bukan pelari sprint. Ia menata harinya dengan disiplin dan ketahanan, mendedikasikan 10 jam kerja yang sangat produktif, lalu menetapkan batas tegas untuk memprioritaskan keluarga, persahabatan, kesehatan, dan pengembangan diri. CB memulai harinya pukul 5 pagi dengan olahraga fisik dan membaca berita, ia percaya hal ini menciptakan fokus dan menambah wawasan sejak awal hari. Pada pukul 8 pagi, aktivitas kerja dimulai secara penuh, menggabungkan rapat operasional dengan waktu untuk memahami pasar, koordinasi lintas fungsi, dan  berpikir strategis jangka panjang. Bagi CB, kepemimpinan yang berkelanjutan itu berarti melangkah dengan tujuan menghasilkan kinerja tanpa mengorbankan kesejahteraan pribadi atau visi jangka panjang.

Untuk para wirausaha muda, CB mendorong agar untuk fokus pada permasalahan konsumen. “Bisnis terbaik adalah bisnis yang menyelesaikan masalah nyata dan memiliki keinginan kuat untuk memberi solusi yang lebih baik dari yang lain,”. Ia juga menekankan pentingnya semangat belajar tanpa henti. Bagi ia, jangan pernah berhenti belajar dari berbagai sumber, karena kemampuan berinovasi sangat bergantung pada luasnya wawasan yang kamu miliki dan kemampuanmu dalam mengombinasikan beragam ide. 

Praktik ini telah berhasil ia lakukan di YAVA dan pola pikir ini tidak hanya membangun bisnis yang hebat, tetapi juga menggerakkan perubahan sosial. Ketika inovasi didorong oleh empati dan pemahaman yang mendalam, hasilnya adalah solusi yang tidak hanya melayani pasar, tetapi juga memberdayakan komunitas, menantang ketidakadilan, dan mendorong kemajuan dunia.

Admin: Sponsored Content
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan