Cenderaloka
Jawa Banget, UMKM Kreatif yang Lestarikan Budaya Lewat Kerajinan Bernuansa Aksara Jawa
Di tangan Kharisma Aiu, aksara Jawa bukan lagi sekadar pelajaran sekolah atau tulisan kuno. Ia hidup kembali dalam bentuk tas, pouch, goodie bag, dsb.
Editor:
Andra Kusuma
Tak asal pilih, aksara yang digunakan pun memiliki makna khusus.
Ada yang menampilkan nama kota Surakarta, ada juga tas dengan aksara lima weton: Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing.
“Intinya, kami ingin budaya Solo tetap terlihat dan dirasakan lewat produk yang kekinian,” katanya.
Menjaga Kualitas, Menjaga Nilai
Di balik setiap produk Jawa Banget, Kharisma ikut terlibat langsung. Ia merancang desain, memotong kain, hingga memastikan hasil akhir sesuai standar.
“Meski proses jahit dibantu, saya tetap periksa satu per satu. Kalau hasilnya kurang bagus, saya minta dijahit ulang,” tegasnya.
Menurutnya, kualitas bukan cuma soal bahan dan teknik, tetapi juga soal bagaimana pesan budaya dapat tersampaikan dengan utuh.
Produk yang dikerjakan asal-asalan justru bisa merusak nilai yang ingin diangkat.
Tradisi yang Terus Berinovasi
Tak berhenti di aksara, Kharisma juga mulai mengeksplorasi pewarna alami dan mengembangkan desain sesuai tren pasar.
Ia menyadari bahwa melestarikan budaya lewat produk kreatif bukan hal yang instan.
“Kalau dibilang sudah berperan besar dalam pelestarian budaya, rasanya belum. Tapi saya yakin, masih banyak ide yang bisa digarap,” ungkapnya dengan rendah hati.
Ke depannya, ia berencana menggali lebih banyak inspirasi dari budaya lokal lainnya, termasuk dari makanan dan tradisi luar Solo, untuk dijadikan motif produk yang lebih variatif.
Wakili Solo di Ajang Inovasi Daerah
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.