5 Gagasan Strategis Menjemput Arah Baru Ekonomi Indonesia Jelang 80 Tahun Kemerdekaan
Di tengah ketidakpastian global, Indonesia justru menyimpan kekuatan besar yang belum digarap maksimal.
Penulis:
Erik S
Editor:
Hasanudin Aco
"Waktu menyerang Iran, yang muncul bukan legitimasi, tapi kecaman. Bukan hanya dari dunia internasional, tapi juga dari dalam negeri mereka sendiri," jelas Haidar Alwi.
Dunia tak lagi menyambut perang dengan dukungan. Maka strategi ekonomi menjadi pilihan: bukan lagi menguasai dunia dengan senjata, tetapi dengan harga yang lebih kompetitif.
Haidar Alwi menyampaikan bahwa pelemahan dolar bukanlah tanda kelemahan Amerika, melainkan strategi sadar menghidupkan ekspor dan industri dalam negeri.
Ketika produk Amerika tak bisa bersaing dengan barang-barang murah dari Tiongkok, maka yang paling logis adalah membuat dolar lebih murah.
"Dolar bisa turun ke Rp14.000 bahkan Rp13.000. Ini bukan karena rupiah menguat, tapi karena Amerika sedang membalik strategi mereka," ungkapnya.
Analisa ekonomi mendukung hal ini:
- Dolar mulai kehilangan daya tekan sebagai alat geopolitik.
- Negara-negara BRICS memperkuat perdagangan non-dolar.
- The Fed bersikap lebih longgar, membuka peluang depresiasi mata uang.
- Produk industri AS butuh daya saing baru.
"Bagi Indonesia, pelemahan dolar memberi dampak ganda: produk AS akan lebih murah dan pasar lokal bisa terganggu, jika tak ada perlindungan yang bijak dan adil. Namun, jika dikelola dengan cerdas, momentum ini juga bisa membuka ruang fiskal dan memperkuat sektor produksi dalam negeri," papar R Haidar Alwi.
Indonesia Tidak Kekurangan Potensi
Di tengah ketidakpastian global, Indonesia justru menyimpan kekuatan besar yang belum digarap maksimal.
Kekuatan itu adalah PDB mendekati Rp24.000 triliun, Populasi 280 juta jiwa, mayoritas usia produktif.
Kemudian cadangan nikel terbesar dunia, ditambah emas, batu bara, migas, dan panas bumi. Posisi strategis di jalur dagang dan maritim internasional dan bonus demografi terbesar di Asia Tenggara.
Namun semua ini tidak berarti tanpa kedaulatan dalam pengelolaannya. "Kita harus berhenti menjual mentah dan membeli mahal. Indonesia perlu mengelola sendiri kekayaan alamnya, dan membangun industrinya dengan percaya diri," tegas Haidar Alwi.
Lima Gagasan Strategis untuk Membangun Arah Baru
Haidar Alwi mengusulkan lima langkah strategis untuk memperkuat pondasi ekonomi nasional:
Bukan Sekadar Komoditas, Logam Tanah Jarang Adalah Tiket Indonesia Menuju Kemandirian Teknologi |
![]() |
---|
Gaya Pendekatan Sufmi Dasco Ahmad Disebut Oase Politik di Tengah Badai Kepentingan |
![]() |
---|
Ekonomi RI Genting, Saatnya Bertindak Nyata dan Berani |
![]() |
---|
Haidar Alwi: Polisi Bantu Petani Jaga Ketahanan Pangan, Bukan Sekadar Keamanan dan Penegak Hukum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.