Backlog Perumahan Capai 15 Juta, Satu per Satu Pengusaha Besar RI Mulai Garap Rumah Subsidi
Satu per satu pengusaha besar Tanah Air mulai menggarap proyek perumahan subsidi. Mulai Lippo Group hingga Jusuf Hamka
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu per satu pengusaha besar Tanah Air mulai menggarap proyek perumahan subsidi.
Ada Jusuf Hamka yang sudah terkenal di industri jalan tol berencana membangun perumahan bersubsidi di Cisauk, Tangerang Selatan.
"Di Cisauk sekitar 500 meter dari Stasiun Cisauk saya ada tanah 100 hektar bakal saya buat rumah subsidi sebagian khusus mereka masyarakat tidak mampu dan termarjinalkan," ujar Jusuf Hamka saat pidato peresmian perumahan Dwell Living Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa(8/7/2025).
Dirinya akan mensubsidi sebesar 20 persen untuk pembayaran uang muka.
Hal tersebut dilakukan guna meringankan masyarakat tidak mampu yang tertarik membeli rumah.
"Untuk masyarakat kalangan bawah selanjutnya saya ingin punya program dari Babah Alun membantu pemerintah dan masyarakat. Apabila pemerintah minta uang muka 10 persen nanti saya tambah 10 persen dari anak perusahaan CSR atau donatur yang lain 10 persen, nanti saya minta bantuan," ujar Jusuf Hamka.
Rencananya perumahan subsidi di Cisauk tersebut bakal dibangun mulai tahun ini. Namun, Jusuf Hamka belum dapat memastikan kapan secara rinci dimulainya proyek tersebut.
"Lebih cepat lebih baik, mudah-mudahan tahun ini," kata dia.
Baca juga: Bos Jalan Tol Jusuf Hamka Bangun Rumah Subsidi di Cisauk Tangsel, Bakal Segera Temui Menteri Ara
Selain rumah subsidi di Cisauk, Tangerang Selatan, Jusuf Hamka juga akan membangun kompleks perumahan bersubsidi di Cinere, Depok, Jawa Barat.
Perumahan bersubsidi tersebut rencananya akan dibangun dalam Tahap 2 pembangunan Perumahan Dwell Living Cinere.
Perumahan bersubsidi tersebut nantinya bakal ditangani oleh anaknya yang juga Direktur Utama PT Lintas Semesta Damai, Feisal Hamka.
"Rencana perumahan subsidi ini sebenarnya rencana pak Jusuf kemarin, jadi baru akan kita bicarakan lebih lanjut lagi nanti. Tapi di sini (Cinere) lokasinya," kata Feisal.
Rumah Mini dari Lippo Group
Selain Jusuf Hamka, ada juga Lippo Group pimpinan pengusaha ternama James Riady yang memilik mock up rumah dengan dengan luas tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan luas bangunan 14 meter persegi.
Mock up rumah mini tersebut muncul seiring dengan rencana Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memperkecil minimal luas tanah dan bangunan rumah subsidi agar bisa dibangun di perkotaan.

James Riady membocorkan harga rumah ini dimulai dari Rp 100 juta.
Harganya akan makin mahal jika lokasinya mendekat ke perkotaan, di mana dapat meningkat hingga Rp 120 juta sampai Rp 140 juta.
Ada 2 tipe rumah yang telah dibangun mock up-nya oleh Lippo Group yang dipamerkan di lobi kantor Nobu Bank, Karet Semanggi, Jakarta Selatan.
Tipe 1 Kamar Tidur dengan Luas Tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan Luas Bangunan 14 meter persegi.
Tipe 2 Kamar tidur dengan Luas Tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) Luas Bangunan 23,4 meter persegi.
Jumlah Backlog Perumahan
Sebagai informasi, jumlah pemenuhan kebutuhan hunian (backlog) perumahan di Indonesia kini telah mencapai 15 juta rumah tangga.
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan data sebelumnya dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023, yang mencatat backlog sebesar 9,9 juta rumah tangga.
Menurut Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah backlog mencapai 15 juta rumah tangga.
Hal itu disampaikan Fahri ketika memberi sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Perumahan Perdesaan di gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).
"Data backlog terbaru keperluan rumah sekarang ini antrean untuk rumah baru itu lebih kurang 15 juta. Bertambah. Ini kabar baik bagi teman-teman pengembang karena pasarnya makin luas, keperluan antrean rumah makin tinggi," kata Fahri.
Meski demikian, jumlah rumah tidak layak huni di Indonesia belum mengalami perubahan. Jumlahnya masih berada di angka sekitar 26 juta unit.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu juga menjelaskan bahwa lonjakan backlog perumahan berkaitan dengan mengecilnya indeks keluarga di Indonesia.
Ia mengatakan, dulu indeks keluarga itu 4,7 orang per keluarga. Sekarang, angkanya menurun menjadi 3,2 orang per keluarga.
Menurut dia, turunnya menjadi 3,2 menunjukkan bahwa satu keluarga Indonesia sekarang hanya terdiri dari sekitar tiga orang. Ini pun mengindikasikan munculnya banyak keluarga baru.
"Artinya ini muncul ada banyak keluarga baru. Mungkin karena demografi bonus anak-anak muda ini mulai kawin begitu, tapi begitu mau membentuk keluarga, dia takut, sehingga keluarganya itu mengecil," ujar Fahri.
Dengan begitu, jumlah keluarga di Indonesia bertambah. Dari data BPS yang ia punya, jumlah keluarga Indonesia sekarang itu ada sekitar 93,1 juta keluarga.
Pemerintah Naikkan Kuota Penyaluran Rumah Murah, BTN Dapat Alokasi 220 Ribu Unit |
![]() |
---|
Bangun Sekolah TK hingga SMA, Lentera National School Park Serpong Siap Tampung 2.000 Siswa |
![]() |
---|
Prabowo Siapkan Program Rumah Subsidi untuk Buruh DP 1 Persen, Bahkan Gratis |
![]() |
---|
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Sebut PPN Hingga BPHTB untuk Rumah Subsidi Kini 0 Persen |
![]() |
---|
3 Tokoh Berinisial J Selain Jokowi, Siapa Jadi Ketua Dewan Pembina PSI? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.